KUNINGAN, KJ – Predikat Kabupaten Termiskin di Jawa Barat untuk Kabupaten Kuningan, yang dilontarkan Gubernur HM Ridwan Kamil, pekan silam mengundang keprihatinan berbagai pihak.
Lonjakan angka kemiskinan ini memang sudah diprediksikan sejak pandemi Covid-19 ini muncul, mengingat salah satu penanganan pandemi adalah membatasi aktivitas masyarakat.
Hal itu disampaikan Sekda Kabupaten Kuningan DR H Dian Rachmat Yanuar, M.Si saat diwawancarai melalui sambungan selulernya, Jumat (5/02/2021).
Menurut Dian, efek domino dari pembatasan ini praktis berakibat pada penurunan aktivitas ekonomi masyarakat, yang pada akhirnya menurunkan pendapatan masyarakat, terutama yang bekerja di sektor informal .
Seperti diketahui bahwa, kebetulan penduduk kabupaten Kuningan hampir 30% perantau, baik diwilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, Bekasi (Jabodetabek) dan berbagai kota lainnya, mereka bekerjanya di sektor informal. Maka ketika pandemi terjadi, mereka pulang kampung dan tidak memiliki pekerjaan tetap .
Namun seperti disampaikan Gubernur Jawa Barat, hal ini terjadi tidak hanya di kabupaten Kuningan, tetapi di 19 kabupaten/kota. Hampir 70% di Jawa Barat, sambung Dian.
Sampai saat ini, saya belum mendapat data pastinya dari BPS, berapa persen peningkatan angka kemiskinan di kab. Kuningan.
Biasanya angka tersebut ‘dirilis’ BPS antara bulan Februari-Maret. Tapi yang pasti, kabupaten Kuningan di tahun 2021 ini, akan mulai lagi dengan updating data terkait kemiskinan, mapping core- kaji lebih komprehensif tentang karakter dan penyebab kemiskinan, konsolidasi skpd dan desa, reorientasi program dan penganggaran, dll.
Sementara itu, pada tahun 2021 telah menganggarkan kurang lebih Rp 90 milyar untuk mengatasi penanganan kemiskinan, dimana program-program nya akan dilaksanakan oleh Dinas/SKPD terkait. Diantaranya Dinas Sosial, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Dinas Perikanan dan Peternakan, Dinas KUKM Dagperin., dan yang lainnya .
“Mudah-mudahan tahun ini (2021), ada penurunan angka kemiskinan, harapnya. Memang ini tantangan berat, tetapi kita optimis saja, karena hal itu akan memotivasi kita untuk berupaya lebih baik lagi”, pungkas Dian optimis. (Red)