GARUT, KJ – Fakhry Ramadiza Syafni (22) korban tenggelam di Rancabuaya pesisir pantai Cikaso Garut berhasil ditemukan oleh Tim gabungan di wilayah santolo 30 menit dari Santolo menuju laut, Selasa siang (16/2/2021) pukul 14.31 WIB.
Menurut keterangan Deden paman dari Fakhri, siang itu korban langsung dibawa ke Puskesmas untuk menjalani proses identifikasi disaksikan langsung oleh ayah kandungnya (Reza Syafni) dan adik Ra kandungnya (Raihan Ardiza Syafni) .
Usai identifikasi sore itu jenazah korban langsung dibawa ke rumah duka di kawasan Dago Bandung.
Fakhry Rahmadiza Syafni (22) adalah salah satu korban dari lima orang mahasiswa Bandung, yang hanyut terseret ombak di Rancabuaya atau Pantai Cikaso Garut, Jumat petang (12/2/2021) pukul 17.00 WIB.
Tim gabungan yang terbagi beberapa kloter hingga Selasa siang (16/2/2021), akhirnya berhasil ditemukan, dari Santolo dengan jarak tempuh menuju laut selama 30 menit.
Seperti dilaporkan oleh Dewan Pengurus XXXVIII Perhimpunan Pencinta Alam Sadagori Bandung bahwa, dari 4 orang yang selamat itu diantaranya 3 orang telah dijemput pihak keluarga dan kembali ke Bandung hari Minggu (14/2/2021) setelah dirawat di Puskesmas setempat yaitu, M Ramzy Faras (21), Azka H Hazazi (18) dan Sam Ananda (17). Sedangkan Ibnu Salman W (18) dia tidak ikut berenang, menunggu di tepi pantai.
Sementara itu, Tim gabungan pencarian korban sejak Jumat petang (12/2/2021) hingga hari Selasa siang (16/2/2021) bersama Tim lainnya yaitu, Basarnas Bandung, dibantu oleh TNI AL RI, Pol Air, Damkar Garut, Jabar Quick Response, Pencinta Alam se-Bandung, BPBD, Polsek, Orari, Koramil, Federadi Arung Jeram Indonesia (FAJI), Emergency Rescue Unit (ERU), Trabas, Tagana dan warga sekitar bergerak melakukan pencarian dilokasi Tempat Jejadian Musibah (TKM). Bahkan menyisir pantai Barat dan Timur secara maksimal. Akhirnya Tim Laut berhasil menemukan jasad korban ditengah laut Santolo.
Dari 5 orang itu yang berenang hanya 4 orang diantaranya 3 orang selamat dan Fakhry hanyut terseret arus ombak besar ketengah laut. Anak ‘cikal’ dari 2 bersaudara pasangan Reza/Dian ini, adalah Lulusan Sekolah Pilot BIFA Bali angkatan 2019, yang terlahir di Bandung 9 Oktober 1998 lalu.
“Dia sebenarnya sudah sangat terlatih, saat mengikuti sekolah Pilot di BIFA Bali. Pandai ‘diving’, renang dan ketangkasan lainnya. Bahkan saat ujian Fakhri sempat dilempar ketengah laut dari pesawat. Itu adalah ujian wajib bagi calon Pilot agar bisa berenang ketepian”, terang Rudi Hermadi paman dari Fakhry saat diwawancarai melalui selulernya.
Dia juga paling senior diantara teman-temannya, baik di sekolah Pilot BIFA Bali maupun di Perhimpunan Pencinta Alam Sadagori Bandung.
Menurut keterangan pihak orang tua, pada hari Jumat (12/022021), Fakhry minta izin kepada Ayah/Ibunya, untuk pergi berkemah di kawasan Pantai Cikaso Bungbulang Garut. Rencananya hanya satu malam saja bersama 4 orang temannya. “Namun Allah berkehendak lain. Fakhry ditelan keganasan ombak pantai Cikaso”, ungkap Deden dari pihak keluarga.
Korban sebenarnya dalam waktu dekat ini sudah siap untuk menjadi Pilot tetap di salah satu maskapai penerbangan di Papua. “Namun ajal telah menjemputnya , Apapun yang terjadi adalah atas kehendaknya”, ungkap Reza Amirsyah Syafni/Dian Emnalia ortu Fakhry.
Sementara itu, secara terpisah saksi Asep (42) salah seorang warga yang berada di warung, saat terjadi musibah menuturkan, sebenarnya Fakhry sempat menolong ketiga orang temannya itu dengan cara dipegang tubuhnya sambil berenang lalu dibawa ketepian. Begitu sampai ketepi salah seorang temannya bernama Azka (18) dalam kondisi pingsan disambut oleh Asep yang menunggu ditepian. Namun ketika Asep balik lagi ke laut, ternyata fakhry sudah semakin jauh ketengah laut dan menghilang ditelan ombak. Fakhry diduga kehabisan tenaga saat menolong ketiga temannya.
Menurut penilaian warga setempat, Fakhry saat datang di lokasi dikenal sebagai pendatang yang sangat sopan, bahkan sebelum Fakhry turun ke pantai dia menunaikan solat ashar sendirian.”Sedangkan 4 orang temannya menunggu Fakhry selesai solat. Saking simpatinya Asep warung meminta sejumlah foto-foto Fakhry, untuk kenang-kenangan”, katanya.