GARUT, KJ – Dengan mempelajari catatan sejarah diharapkan akan lebih menghargai apa yang dimiliki sebagai bangsa. Disamping pula menghargai betapa besar perjuangan para pahlawan terdahulu dalam merebut kemerdekaan.
Hal tersebut dipaparkan anggota MPR RI, Haerudin, S. Ag. MH dalam keterangan persnya saat sosialisasi empat pilar yang digelar di Pesantren Persatuan Islam (Persis) Cioyod Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut, Sabtu (19/1/2019).
“Para pahlawan dengan segenap jiwa raganya berani mengorbankan harta dan nyawa. Semua itu harus kita sadari, hormati dan kita jadikan teladan dalam hidup,” papar politisi Fraksi PAN ini.
Proses sejarah kebangsaan, menurutnya harus dipahami secara utuh. Sebab, sambungnya dalam sejarah kebangsaan tersurat dan tersirat upaya para pendahulu dalam mempersiapkan generasi yang paham tentang nilai-nilai Islam juga memiliki paham Indonesia.
“Seperti pendahulu Allahu yarham, sosok M. Natsir merupakan seorang tokoh yang dengan mosi integralnya dapat menyatukan Indonesia,” terangnya.
Untuk itu, ia menilai dalam memahami empat konsensus kebangsaan sama halnya memahami sejarah Indonesia.
“Kemajuan saat ini, tidak bisa lepas dari campur tangan perjuangan orang-orang dulu, nenek moyang. Jadi, tak mungkin membuang hasil masa lampau. Sebab, kemajuan sekarang adalah akumulasi hasil-hasil perjuangan-perjuangan masa lalu. Dengan kata lain, sejarah harus dikenang dan diabadikan,” tegas putera daerah asal Garut Selatan ini yang kembali masuk dalam daftar calon legislatif untuk Dapil Jabar XI.
Pada kesempatan itu, Ketua Pimpunan Daerah (PD) Persis Kab. Garut KH. Ena Sumpena warga Persis diharapkan harus mampu memahami tentang konstitusi negara. Selain juga harus mengetahui terkait hak dan kewajibannya sebagai warga bangsa.
“Islam mengajarkan bernegara. Tujuannya agar umat Islam bahagia di dunia dan ahirat kelak,” dihadapan ratusan peserta yang kebanyak merupakan santriwan dan santriwati pesantren. (AS)