Ini Upaya Pemkot Bandung Tangani Banjir dan Atasi Penumpukan Sampah

Advertorial Bandung Raya headline
Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Bandung Ir. Didi Ruswandi MT

BANDUNG, KJ – Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Bandung Ir. Didi Ruswandi MT menyampaikan, penanganan masalah banjir bukanlah perkara yang mudah dan dapat diselesaikan secara instan karena berkaitan dengan banyak hal.

Menurut Didi upaya dan langka yang dilakukan untuk mengatasi banjir, Pemkot Bandung telah membangun 9 Kolam Retensi Baru, 647 Sumur Resapan Dangkal, dan 3.706 Drumpori.

Selain itu, Pemkot Bandung juga rutin mengeruk saluran air, serta menghadirkan rumah pompa air yang siap siaga ketika banjir. Lebih lanjut dikatakannya pembenahan untuk mengantisipasi banjir, di tahun 2023 Pemkot Bandung akan membangun tambahan kolam retensi di Margahayu Raya.

“Lalu, rumah pompa di Cibaduyut bawah tol dan rumah pompa di Jalan Ters Pasirkoja exit tol. Seperti Kolam Retensi Rancabolang yang memiliki sejarah panjang sejak 2019. Kolam yang memiliki luas sekitar 8.000 meter persegi ini mulai berfungsi sebagai penyerap air saat hujan deras,” ujarnya menanggapi penanganan permasalahan banjir yang acap terjadi di Kota Bandung, Senin 8 Mei 2023.

Menurutnya, Pemkot Bandung juga telah membuat sumur imbuhan dangkal sebanyak 5.000 unit dan sumur imbuhan dalam sebanyak 30 unit. Jumlah itu akan terus bertambah di setiap ruang.

Teknologi khusus pun sudah dihadirkan untuk mengatasi banjir. Salah satunya seperti rumah pompa di Kawasan Kopo Citarip.

“Daerah ini merupakan wilayah yang memiliki banyak sedimen. Sehingga membutuhkan pompa yang bisa menyedot lumpur juga,” jelasnya.

Bahkan, sambungnya, di tahun ini ada tiga pembangunan rumah pompa di Kota Bandung, yakni di Cingingsed, Rancabolang untuk menangani banjir di Gedebage dan Adipura. Serta satu lagi di Kopo Citarip ini.

Seperti diketahui, memasuki minggu kedua bulan Mei 2023, kondisi Kota Bandung masih dilanda hujan, sehingga di beberapa ruas jalan dan lingkungan masyarakat mengalami kebanjiran.

Hal ini, tentunya harus cepat diatasi, karena kalau tidak dapat menghambat berbagai aktivitas masyarakat yang berdampak terhadap terganggunya roda perekonomian dan bahkan kesehatan masyarakat.

Ada beberapa sebab banjir di Kota Bandung, diantaranya curah hujan relative tinggi, masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah, drainase yang tidak mampu menampung curah air hujan, masih kurangnya sumur resapan serta tingginya sedimentasi dan sampah di saluran drainase juga adanya alih fungsi lahan.

Dalam penanganan banjir di kota Bandung bukan semata menjadi tanggungjawab pemerintah kota Bandung, dalam hal ini Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Bandung, tetapi harus berkolaborasi lintas organisasi perangkat daerah (OPD).

Bahkan dalam kegiatan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan 1 Tahun 2023 yang digelar Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (LAN RI), Pusat Pelatihan dan Pengembangan dan Pemetaan Kompetensi Aparatur Sipil Negara tentang Peran ASN dalam Mengatasi Masalah Bangsa khususnya Banjir di Kota Bandung mencatat bahwa seluruh ASN di lingkkungan pemerintah Kota Bandung harus memiliki Sense of Crisis dalam mengatasi banjir, termasuk dukungan warga Bandung.

Ada beberapa upaya harus dilakukan oleh ASN dan Warga Bandung dalam mengatasi dan mengantisipasi banjir, diantaranya:

1. Memberikan contoh perilaku dengan tidak membuang sampah sembarangan ke sungai yang akan mengakibatkan tersendatnya gorong-gorong dan drainase;

2. Menanam pohon di halaman rumah dan atau lingkungan sekitarnya untuk dapat meningkatkan daya serap air tanah;

3. Membuat sumur resapan dangkal (drumpori) di sekitar tempat tinggal;

Selain itu, alternatif solusi dalam upaya penanggulangan banjir di Kota Bandung yang mengutamakan kolaborasi multi sector (Lintas OPD), yaitu:

1. Setiap pemohon Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) di Dinas Cipta Karya Bina Konstruksi dan Tata Ruang (Dinas Cipta Bintar) wajib membuat sumur resapan dangkal;

2. Membangun dan memelihara taman kota sebagai ruang terbuka hijau dan serapan air oleh Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman;

3. Konservasi lahan kritis di hulu sungai dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup;

4. Sosialisasi dan edukasi masiv yang dilakukan oleh aparat kewilayahan kepada warga masyarakat serta memastikan pasukan gorong-gorong dan kebersihan melakukan pemeliharaan saluran air dan melakukan fungsi pemantauan ketika hujan deras;

5. Adapun, sebagai dinas teknis yang mengampu urusan Pekerjaan Umum khususnya dalam penanganan banjir, maka Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Kota Bandung melaksanakan pembangunan infrastruktur penanganan banjir seperti pembangunan rumah pompa, tembok penahan tanah, penataan sempadan sungai, membuat kolam retensi (parkir air), serta normalisasi sungai dan saluran air.

Berbagai upaya Pemkot Bandung melalui kegiatan kolaborasi lintas OPD dengan melibatkan masyarakat tentunya diharapkan ke depannya Bandung bebas banjir dan kembali menjadi Bandung Kota Kembang dengan julukan Parisj Van Java. (Advertorial)