BEKASI KJ – Sebagai upaya percepatan perekonomian nasional, pemerintah mengambil kebijakan dan langkah-langkah melalui Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Salah satu program PEN di bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan diterjemahkan dalam Program Padat Karya Penanaman Mangrove.
Sebagai kumpulan vegetasi endemik yang hidup di antara transisi daerah laut dan daratan di kawasan pesisir, keberadaan ekosistem atau hutan mangrove menjadi penting sebagai sabuk hijau bagi area pesisir dan sekitarnya, yang sekaligus memberikan multifungsi secara fisik, ekonomi, sosial-budaya, dan lingkungan bagi masyarakat dan kawasan pesisir. Kegiatan Padat Karya Penanaman Mangrove ini mencapai seluas 15.000 ha yang tersebar di seluruh Indonesia melalui BPDASHL.
Dalam press release yang diterima redaksi, Jumat (16/10/2020), Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Citarum Ciliwung, belum lama ini telah melaksanakan kegiatan PEN Penanaman Mangrove di Pantai Bahagia Muara Gembong Bekasi. Dengan luas lahan penanaman seluas 46 Ha yang ditanami oleh kelompok tani Lestari Bahari serta melibatkan seluruh masyarakat sekitar Pantai Bahagia.
“Kegiatan ini bisa terlaksana berkat partisipasi dari berbagai pihak melalui pengawasan dan pendampingan dari pemangku wilayah Perum Perhutani KPH Bogor, aparat Desa dan tim BPDASHL Citarum Ciliwung,” ungkap Kepala BPDASHL Citarum Ciliwung, Pina saat ditemui di acara kunjungan ke Muara Gembong, Selasa (13/10/2020).
Lebih lanjut, Pina Ekalipta mengatakan program padat karya penanaman mangrove di Desa Pantai Bahagia Kecamatan Muara Gembong Kabupaten Bekasi dilakukan sebanyak 164 orang, dan penanaman rencananya akan ditanami bibit mangrove sebanyak 400.000 bibit.
Dalam kesempatan yang sama pihak perwakilan Perhutani KPH Bogor melalui BKPH Ujung Kerawang, Hendra memaparkan pihak perhutani sangat mengapresiasi dengan adanya program padat karya penanaman mangrove ini. Dan masyarakat di sekitar pantai bahagia juga sangat antusias.
“Disamping itu juga masyarakat merasa terbantu dengan adanya kegiatan penanaman mangrove, sebab dapat menambah penghasilan mereka sehingga perekonomian tercukupi,” papar Hendra. Untuk luasan, Hendra mengatakan di KPH Bogor berada di BKPH Ujung Kerawang RPH Singkil petak 31A1 seluas 20 ha dan di petak 31A2 seluas 26 ha, jadi di BPDASHL Cimanuk Ciliwung seluas 46 ha.
Disinggung terkait pengawasan dan pengendalian kedepannya. “Pihak perhutani akan melakukan penyulaman jika ada bibit yang mati dan pihak perhutani juga akan mengeluarkan biaya tersendiri untuk membeli bibitnya,”ucap Hendra.
Sementara perwakilan dari Desa Pantai Bahagia melalui Sekdes Pantai Bahagia Ahmad Kurtubi mengungkapkan awalnya di tahun 60 an pantai bahagia ini merupakan hutan belantara dan hewan buas juga masih ada. Setelah ada pendatang yang membuka lahan sementara masyarakat setempat hanya jadi penonton. Tetapi dengan adanya kegiatan ini masyarakat setempat menjadi terbantu sebab masyarakat disini menjadi diuntungkan.
“Masyarakat disini sudah banyak yang sadar bahwa dengan adanya penanaman ini akan memperjang umur sebab dengan penanaman mangrove dapat menahan abrasi sehingga kampung ini tidak akan hilang seperti yang telah terjadi sebelumnya. Selain itu juga menambah penghasilan mereka yang mana pekerjaan sehari harinya sebagai nelayan,” pungkas Sekdes. (AS)