Hoerudin: Jadikan Narasi Pancasila Sebagai Landasan yang Kokoh dan Identitas Bangsa

headline Info Jabar

KAB. GARUT, KJ – Menarasikan bangsa sendiri dengan falsafah Pancasila berarti sama dengan menginternalisasi nilai-nilai Pancasila ke dalam kehidupan sehari-hari, tindakan, dan pemikiran bangsa Indonesia.

Hal tersebut adalah upaya untuk menjadikan Pancasila sebagai landasan yang kokoh dan identitas bangsa dalam menjalani kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Demikian dipaparkan Anggota MPR RI, Muhammad Hoerudin Amin, S.Ag., MH saat digelarnya Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan sebagai Media Sosdap MPR RI di Kersamanah Kab. Garut, Jumat 23 Mei 2025.

Dikatakan Hoerudin sapaan akrabnya, ada beberapa elaborasi yang bisa dibangun. Elaborasi tersebut diantaranya, Pertama; Pancasila sebagai Falsafah Hidup Bangsa. Dirinya menilai, Pancasila tidak hanya sekadar ideologi, tetapi juga merupakan falsafah hidup yang diyakini dan menjadi pegangan hidup bagi bangsa Indonesia.

Begitu pun Pancasila mencakup nilai-nilai luhur yang telah diwariskan dan berkembang dalam budaya bangsa. Kedua yakni Narasi Kebangsaan yang Berakar pada Pancasila.

Dijelaskannya bahwa narasi bangsa sendiri dengan Pancasila adalah upaya untuk membangun narasi kebangsaan yang berakar pada nilai-nilai Pancasila.

“Ini berarti bahwa setiap tindakan, kebijakan, dan pembangunan yang dilakukan harus selaras dengan nilai-nilai Pancasila,” paparnya yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PAN ini.

Anggota MPR RI, Muhammad Hoerudin Amin, S.Ag., MH saat digelarnya Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan sebagai Media Sosdap MPR RI di Kersamanah Kab. Garut, Jumat 23 Mei 2025.

Ketiga yakni Implementasi Nilai-Nilai Pancasila. Disebutnya bahwa implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari mencakup berbagai aspek.

Hal ini, sambungnya, seperti yang terdapat dalam Pancasila. Ketuhanan Yang Maha Esa. Yakni menumbuhkan sikap religius, toleransi antaragama, dan menghargai perbedaan. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab adalah menghargai hak asasi manusia, bersikap adil, dan beradab dalam berinteraksi.

Sedang Persatuan Indonesia adalah membangun rasa cinta tanah air, menjunjung tinggi persatuan, dan menghargai keberagaman.

Adapun Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan yakni menjunjung tinggi musyawarah mufakat, menghargai pendapat, dan menjalankan hasil musyawarah dengan sepenuh hati.

Serta Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia adalah menjaga keseimbangan sosial, menyejahterakan rakyat, dan menolak kesewenang-wenangan.

Adapun keempat dari elaborasi adalah, Pancasila sebagai Jati Diri Bangsa. Hoerudin memandang Pancasila menjadi jati diri dan identitas bangsa Indonesia, yang membedakannya dari bangsa lain.

“Pancasila adalah landasan bagi pembangunan bangsa dan negara, serta menjadi pedoman dalam menghadapi tantangan dan perubahan zaman,” katanya.

Dan yang kelima, Pentingnya Narasi Bangsa. Ia mengungkapkan narasi bangsa yang kuat dan positif dapat memperkuat identitas dan rasa kebanggaan bangsa.

“Pancasila sebagai narasi kebangsaan dapat menjadi pengikat dan pemersatu bangsa, serta memberikan arah dan tujuan dalam pembangunan bangsa,” pungkasya. (*)