BANDUNG, KJ – Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mengaku telah memastikan posko penyekatan larangan mudik di Kota Bandung tidak terjadi kebocoran seperti di daerah lain.
Ia pun memastikan langsung di malam Idul Fitri bersama Wali Kota Bandung, Oded M. Danial dan Sekda Kota Bandung, Ema Sumarna sebagai Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19, serta unsur Pimpinan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Bandung.
“Sebetulnya kalau ke Kota Bandung tidak ada yang jebol. Alhamdulillah karena mungkin kita juga sampaikan bahwa ini semua semata-mata untuk kepentingan masyarakat yang jauh lebih banyak ya,” ucap Yana, di Rumah Dinas Wakil Wali Kota Bandung, Jalan Nyland, Kota Bandung, Kamis 13 Mei 2021.
“Jadi kalau pun ada yang harus diputarbalik itu, mereka paham maksud dan tujuan kita. Bukan kita melarang tanpa alasan, tapi ini untuk kepentingan kita yang jauh lebih besar,” katanya.
Sedangkan mengantisipasi ledakan kasus yang terjadi setelah libur panjang, Yana mengungkapkan Kota Bandung memiliki pengalaman seperti itu sebelumnya.
“Minimal tidak terjadi potensi yang menimbulkan ledakan itu. Kalau pun terjadi, sarana fasilitas kesehatan kita, insyaallah siap,” ucapnya.
“Saat ini Bed Occupancy Ratio atau keterisian tempat tidur Rumah Sakit itu di angka 45 persen. Mudah-mudahan jangan sampai nambah. Untuk sarana kesehatan kita siap, tapi mudah-mudahan tidak terpakai,” harapnya.
Sementara itu, berkenaan dengan kebijakan Idulfitri, terutama larangan mudik, Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bandung, Ema Sumarna memohon keikhlasan dan kesadaran warga masyarakat.
“Saat ini masih dalam suasana Covid-19, bahwa kebijakan ini bukan atau tidak memiliki makna bahwa kita ingin memutus silaturahmi. Tetapi sekali lagi, pandangan pemerintah dengan adanya larangan mudik di masa pandemi ini hanya demi satu yaitu bagaimana kita ingin menjaga dan menyelamatkan nyawa manusia,” katanya.
“Jangan sampai dengan adanya Covid-19 ini, kemudian kita abai. Karena fakta dan data itu menunjukkan seperti itu, baik di kota kita, mau pun di provinsi, nasional bahkan di dunia. Kalau kita komparasikan dengan yang terjadi di india itu sangat luar biasa,” lanjutnya.
Ema berharap, ledakan kasus tidak akan terjadi di Kota Bandung. Namun yang dikhawatirkan, teori epidemiologi yang menyatakan bahwa hal itu biasanya terjadi setelah 14 hari.
“Mudah-mudahan tidak terjadi dan kita tetap waspadai. Kami sudah ingatkan ke kawan-kawan di Dinas Kesehatan melalui Puskesmas yang ada,” katanya
“Kita kontrol itu seoptimal mungkin, karena tren di Kota Bandung sekarang kondisinya sedang menuju yang sangat baik. Mudah-mudahan nanti tidak terjadi lompatan (kasus) yang tidak kita harapkan,” ucapnya.
Ema menilai, era informasi teknologi saat ini, silaturahmi bisa dilakukan secara virtual. Itu tidak mengurangi nilainya, dan secara mayoritas bahwa warga masyarakat sudah memiliki sarana dan fasilitas tersebut.
“Mudah-mudahan hal itu sekali lagi tidak mengurangi nilai dan makna silaturahmi di Idulfitri 1442 Hijriah ini. Terakhir dari saya tentunya kita mengharapkan mari kita berdoa kepada Allah SWT,” ucapnya.
“Karena kita meyakini apa pun yang terjadi itu semuanya atas kehendak Allah. Apabila Allah menghendaki bahwa pandemi ini berakhir, kami sangat yakin bahwa itu akan berakhir. Dan kita berdoa mudah-mudahan Allah secepatnya mengambil pandemi, sehingga kita bisa kembali kepada kehidupan yang normal,” harapnya. (agg)**