KOTA BANDUNG sebagai Ibu Kota Provinsi Jawa Barat memiliki konsekuensi akan cepatnya tingkat pembangunan yang berdampak secara langsung terhadap alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan-lahan pemukiman, industri, pusat perbelanjaan dan lain-lain.
Alih fungsi lahan tanpa diimbangi dengan penatan kawasan hijau akan memberikan dampak yang buruk terhadap perkembangan Kota. Salah satu dari dampak tersebut adalah meningkatnya kadar CO2 di udara yang membuat suhu udara semakin panas dan tidak nyaman. Selain itu tingkat ketergantungan terhadap pangan yang berasal dari luar Kota Bandung sudah sangat tinggi, sehingga diperlukan suatu terobosan untuk dapat menanggulangi atau meminimalisir permasalahan tersebut.
Salah satu solusi untuk mengurangi kadar CO2 serta meningkatkan produksi pangan lokal terutama untuk sayuran adalah dengan menggunakan teknologi hidroponik.
Hidroponik (Latin; hydro = air, phonos = kerja) adalah suatu metode bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah, melainkan dengan menggunakan larutan mineral bernutrisi atau bahan lainnya seperti sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batu bata, serbuk kayu dan lainnya sebagai pengganti media tanah yang dialiri larutan nutrisi secara kontinyu.
Hal yang melatarbelakangi munculnya teknik hidroponik antara lain adalah keterbatasan lahan untuk bercocok tanam, keterbatasan waktu pemeliharaan tanaman, semakin tinggi perhatian manusia akan pentingnya kebutuhan pupuk tanaman dan keinginan untuk meningkatkan hasil produksi dengan tetap memlihara kelestarian lingkungan.
Tanaman yang umumnya ditanam : apotek hidup, sayuran, tanaman hias dan tanaman buah.
Prinsip Sistem Hidroponik :
1. Produksi tanaman lebih tinggi,
2. Kualitas daun, bunga atau buah pun lebih sempurna dan dapat diatur sesuai keinginan kita,
3. Dapat diterapkan di lahan terbatas,
4. Pemakaian air dan penggunaan pupuk lebih efisien,
5. Hasil tanaman bisa dimakan semua (termasuk akar) karena bebas dari kotoran dan hama & dapat ditanam kapan dan dimana saja.
Salah satu jenis teknologi hidroponik adalah Nutrient Film Technique (NFT). Nutrient Film Technique (NFT) adalah suatu metode budidaya tanaman dengan akar tanaman tumbuh pada lapisan nutrisi yang dangkal dan tersirkulasi sehingga tanaman dapat memperoleh cukup air, nutrisi dan oksigen. Tanaman tumbuh dalam lapisan polyethylene dengan akar tanaman terendam dalam air yang berisi larutan nutrisi yang disirkulasikan secara terus menerus dengan pompa.
Penggunaan teknologi hidroponik memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut :
Kelebihan Hidroponik :
1. Tanaman mendapatkan suplai air, oksigen secara terus menerus.
2. Lebih menghemat air dan nutrisi.
3. Mempermudah perawatan karena kita tidak perlu melakukan penyiraman.
4. Biaya yang diperlukan relatif murah.
Kekurangan Hidroponik :
1. Jika salah satu tanaman terserang penyakit maka satu talang tanaman akan terserang juga, bahkan bisa dalam 1 alat semua menjadi tertular.
2. Alat ini sangat bergantung pada listrik, jika tidak ada aliran listrik maka alat ini tidak bisa bekerja. (Adv/Kabarjabar.com)