Sekretariat DPRD Jabar Gelar Pengarahan Pendamping Reses

Info Jabar

BANDUNG, KJ – Menjelang pelaksanaan reses I tahun sidang 2019 anggota DPRD Provinsi Jawa Barat yang berlangsung selama 8 hari mulai tanggal 19 Februari 2019 ini.

Bagian Humas dan Protokol Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat gelar pengarahan Pendamping Reses, bersama Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jabar dan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Jabar, bertempat di Ruang Bangar DPRD Provinsi Jawa Barat Kota Bandung, Kamis (14/2/19).

Komisioner KPU Provinsi Jawa Barat Idham Kholik dan Anggota Bawaslu Jabar Wasikinsebagai narasumber mengapresiasi,digelarnya sosialiasi bagi pendamping reses tersebut.

Sosialiasi dilakukan untuk memastikan reses yang dilakukan oleh Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat tidak melanggar aturan kampanye.

“Saya tegaskan reses adalah kegiatan legislatif, dan merupakan kewajiban Anggota DPRD untuk bertemu konstituennya. Tapi kami memohon saat reses tidak boleh ada APK dan melakukan kampanye,” kata Idham Kholik.

UU No 7 Tahun 2017 Pasal 280 menyebutkan larangan kampanye menggunakan fasilitas negara. Sementara reses merupakan fasilitas negara karena reses menggunakan dana APBD.

“Saya yakin bahwa dengan niatan baik para pendamping reses DPRD Provinsi Jawa Barat tidak akan pelanggaran kampanye pada saat pelaksanaan reses,” ujarnya.

Sedangkan Komisioner Bawaslu Jawa Barat Wasikin menyatakan kekhawatirannya. Pihaknya khawatir adanya potensi penyalahgunaan reses sebagai media kampanye, karena waktu  reses dan massa kampanye yang dilakukan secara bersamaan.

“Hadirnya Bawaslu untuk melakukan pencegahan terhadap para pendamping saat mendampingi Anggota DPRD Jabar ketika melakukan reses di lapangan sehubungan waktunya bersamaan dengan massa kampanye, dikhawatirkan adanya potensi reses rasa kampanye,” ujarnya

Wasikin mengingatkan, jangan sampai agenda reses dicampuradukan dengan kegiatan kampanye, karena hal tersebut menyalahi aturan.

“Reses jangan diikut campurkan dengan kampanye, kalau reses dibiayai oleh negara sedangkan kampanye tidak boleh dibiayai oleh negara. Jangan sampai resesnya tidak terasa, malah kampanyenya yang berasa” katanya. (AS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *