Limbah Kotoran Sapi Meresahkan Warga

Info Jabar


KUNINGAN, KJ – Limbah kotoran Sapi di Wilayah Desa Cisantana, Kelurahan Cigugur, Cipari dan Winduherang, Kecamatan Cigugur Kuningan meresahkan warga sekitarnya. Pembuangan limbah kotoran sapi tersebut tidak hanya mencemarkan sumber air bersih warga dan air untuk lahan pertanian menjadi kotor, bahkan para peternak ikan air tawar pun mengeluh akibat terdampak limbah kotoran sapi tersebut.

Sementara itu, hasil “monev” (monitoring dan evaluasi), anggota legislatif Komisi III DPRD Kuningan, Sri Laelasari dan Dinas Lingkungan Hidup Kab Kuningan, kemarin, di wilayah Palutungan, Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur, ternyata masih ada peternak membuang kotoran sapi ke saluran air setempat.

Bahkan di keluhkan peternak ikan di kelurahan Cipari, “kolamnya kerap dicemari limbah kotoran sapi, akibatnya ikan-ikan sering ‘mabok’ dan akhirnya mati”, keluh Dadang.

“Dampaknya, menyebabkan saluran air ini menjadi berwarna hijau, bahkan kotor, sedangkan petani sudah rutin memanfaatkan saluran air ini untuk menyiram lahan pertanian”, tutur Sri.

“Beberapa waktu lalu terjadi konflik antara petani dan peternak akibat pipa paralon air dihancurkan oleh oknum”, jelas Sri.

Sri pun menjelaskan kedatangannya adalah bentuk kepedulian terhadap warga untuk menemukan solusi yang terbaik antara peternak, petani dan warga. “Saya bersama Dinas LH Kuningan sengaja datang langsung ke lokasi agar permasalahannya tidak berlarut-larut dan menemukan titik temu solusi yang terbaik,” kata Sri, kemarin.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Wawan Setiawan,S.Hut, SP melalui Kasie Pembinaan dan Penegakan Hukum, E Kosasih mendukung apapun solusi terbaik bagi para peternak dan petani tentunya yang baik untuk lingkungan sekitar.

“Kami mendukung yang terbaik bagi lingkungan hidup dan masyarakat, kami pun telah berkoordinasi dengan Dinas Peternakan dan Perikanan untuk masalah limbah kotoran Sapi,” ujar Kosasih.

Ketua Kelompok I Peternak Sapi, Yudi saat di konfirmasi menjelaskan pokok permasalahan yang terjadi saat ini, yaitu limbah kotoran hewan selain merusak lahan tani juga sudah masuk ke pemukiman warga.

“Jadi masyarakat sudah mulai merasa tidak nyaman, karena sudah masuk area pemukiman warga,” paparnya.

Untuk mengatasi kotoran sapi kata Yudi, dengan membuat Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL) di kandang miliknya. “yang sudah saya lakukan pengolahan limbah yaitu membuat IPAL dengan ukuran 7 meter x 4 meter, disekat dibikin tiga sedangkan untuk kohe utamanya, ditampung tidak dibuang ke sungai,” sebut Yudi.

Menyikapi konflik kotoran hewan yang terjadi antara petani dan peternak Palutungan, Kepala Desa Cisantana, Ano Suratno berjanji akan segera menindaklanjuti pemilik kandang sapi yang bermasalah. “Untuk penyelesaiannya, saya akan menindaklanjuti pemilik lahan itu, dan melihat kondisi lahan apakah memungkinkan bisa dibangun Ipal Komunal,” ujar Ano.

“Kami akan segera membuat saung untuk pengeringan kotoran sapi, agar bisa dibuat menjadi pupuk. Saung dan bantuan mesin pengolah pupuk, agar setelah dikeringkan kotoran tersebut bisa langsung diolah menjadi pupuk kandang, sehingga bernilai ekonomis dan bermanfaat untuk semua”, ujarnya. (HW)

1 thought on “Limbah Kotoran Sapi Meresahkan Warga

  1. Perencanaan bangunan kandang agar lingkungan tidak tercemar harus memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut:
    1. Jauh dari lokasi pemukiman
    2. Mempunyai tempat penampung kotoran
    sehingga kotoran yg ada dapat di gunakan
    untuk pembuatan pupuk bokashi dan
    lainnya.
    3. Kandang harus di bangun di tempat terbuka
    sehingga matahari pagi bebas masuk
    4. Penyediaan air bersih.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *