BANDUNG, KJ – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus berupaya melestarikan permainan dan olahraga tradisional di Kota Bandung. Pasalnya, tak hanya sekedar permainan tetapi memiliki filosofi dan nilai budaya yang tinggi.
Menurut Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana, permainan dan olahraga tradisional kaya pesan leluhur. Salah satu nilai-nilai yang terkandung dalam olahraga dan permainan tradisional diantaranya nilai disiplin, nilai kebersamaan, nilai toleransi dan lainnya.
“Hubungan emosional terjalin dengan pemainan tradisional ini, ini yang diajarkan oleh leluhur, nilai-nilai leluhur. Apalagi Kota Bandung memiliki nilai-nilai, seperti gotong royong yang terbentuk dari pemainan tradisional,” ujar Yana dalam kegiatan Silaturahmi Pengurus Cabang Komite Permainan Rakyat dan Olah Raga Tradisional Indonesia (KPOTI) Kota Bandung di Balai Kota Bandung, Rabu 3 Maret 2021.
Yana berharap, permainan dan olahraga tradisional khususnya di Kota Bandung dapat dilestarikan dan dijaga bersama.
“Harapannya kita bisa menjaga budaya permainan tradisional di Kota Bandung. Jangan sampai anak-anak kita melupakan budaya permainan tradisional,” ucap Yana.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Bandung, Eddy Marwoto mengatakan, bentuk dukungan pemerintah untuk melestarikan permainan dan olahraga tradisional adalah dengan memberikan bantuan hibah.
Eddy menjelaskan, hal ini tentu disesuaikan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) dan sesuai dengan prosedur yang ada.
“Pemerintah Kota Bandung melalui Dispora selalu memperhatikan hal ini, karena ada nilai-nilai budaya tersebut tidak boleh sampai punah. Untuk melestarikan kebudayaan kita dan kita pun berkolaborasi dengan berbagai pihak,” jelasnya.
Ditemui di tempat yang sama, Sekretaris Umum KPOTI, Kamaludin menuturkan, untuk menggeliatkan kembali permainan dan olahraga tradisional di Kota Bandung, sudah dilakukan sosialisasi baik online maupun offline.
“Sosialisasi online dilakukan melalui aplikasi Zoom kepada para orang tuanya agar mereka sadar permainan tradisional itu harus dilestarikan. Untuk offline-nya, kita datang langsung ke sekolah. Kita berikan salah satu alatnya, lalu dicoba oleh guru dan siswa,” ungkap Kamaludin.
Sosialiasi dilakukan agar masyarakat mengetahui filosofi dari permainan dan olahraga tradisional. Selain itu, agar semakin banyak orang yang turut serta melestarikan permainan dan olahraga tradisional di Kota Bandung. (mar)