GARUT KJ – Anggota Komisi IV DPR RI, Haerudin, S.Ag MH menyampaikan potensi pertanian dan peternakan di Kabupaten Garut sangat besar dan potensial, program yang sudah diusung oleh kementerian pertanian dan Komisi IV DPR-RI ini harus mampu meningkatkan kualitas dari hasil ternak, SDM Pertanian yang saat ini harus tetap mampu meningkatkan pengetahuan sehingga dalam hal ketahanan pangan khususnya di Kabupaten Garut semakin profesional.
Hal tersebut ia sampaikan dalam acara pembukaan Bimbingan Teknis (Bimtek) Penyuluh dan Petani di Provinsi Jawa Barat Wilayah Koordinasi Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara Bogor di Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut, yang kemudian sore harinya dilanjutkan dengan acara serupa di Kecamatan Peundeuy Kabupaten Garut, Minggu (21/2/2021).
Dalam press release yang diterima redaksi, dijelaskan legislator Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) yang telah berubah nama menjadi Muhammad Hoerudin Amin hasil putusan Pengadilan Bale Bandung dengan surat penetapan nomor: 292/Pdt.P/2020/PN Blb, sinergitas antara daerah dan pusat harus tetap bersama dalam menentukan program dari pemerintah, sehingga bantuan pemerintah tepat saran.
Kegiatan bimtek, sambungnya, menjadi inovasi masa kini dan masa yang akan datang dimana olahan limbah organik ini mempunyai manfaat yang sudah jelas, selain itu para petani harus mau bermitra agar bantuan yang disalurkan dari pemerintah menghasilkan, jika programnya berhasil biasanya tahun berikutnya program akan tetap berlanjut, jadi tidak usah ragu bermitra di sektor pertanian melalui koperasi sebagai penanggung jawab pemasaran mitra pertanian akan mendapatkan manfaat.
“Dalam proses Bimbingan Teknis bersama Kementerian Pertanian melalui BBPKH Cinagara ini merupakan komitmen kami di Komisi IV DPR RI dalam mengawal bantuan dan program di tengah Pandemi Covid-19. Kami tentunya dari bantuan pemerintah ke masyarakat, balai pelatihan harus kita maksimalkan agar kemampuan para peternak kita semakin profesional,” ujarnya dihadapan puluhan peserta bimtek yang berasal dari petani dan dan penyuluh pertanian lapangan Kabupaten Garut dalam keterangan resminya.
Ditambahkan, dari bimtek ini juga besar harapan agar ke depan mampu berkoorporasi untuk meningkatkan efektivitas hasil ternak, koperasi pertanian ini mampu mendongkrak penghasilan peternak khusunya domba dan kambing, sehingga bantuan dari pemerintah dirasa manfaat dan sukses.
“Kami juga fokus kepada program petani milenial sebagai bagian dari program mempertahankan ekosistem lahan pertanian. Untuk itu, tidak usah ragu bermitra di sektor pertanian melalui koperasi sebagai penanggung jawab pemasaran, mitra pertanian akan mendapatkan manfaat,” paparnya.
Menurut Badan Pusat Statistik mencatat pada April-Juni (kuartal II) tahun 2020 sektor pertanian tumbuh sebesar 2,19 persen secara tahun an (gear on yeat), yang berarti PDB pertanian tumbuh 16,24 persen prestasi yang sangat baik di tengah kontraksi ekonomi akibat pandemi Covid-I9, diharapkan kesejahteraan petani meningkat seiring dengan pertumbuhan sektor pertanian yang dapat dilihat dari nilai tukar petani.
Untuk itu, Pemerintah ingin meningkatkan bobot pertumbuhan ekonomi dan mengentaskan kemiskinan melalui peningkatan kemampuan petani dan penyuluh pertanian di era pandemi Covid 19. Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian dalam menyusun perencanaan program pembangunan pertanian memprioritaskan petani dan penyuluh pertanian sebagai lokomotif, penggerak dan pelopor yang inovatif, kreatif, profesional, mandiri, mampu bersaing, dan berwawasan global.
Dan Pandemi Covid-19 bukan penghalang bagi Kementerian Pertanian untuk tetap produktif dalam meningkatkan kesejahteraan dan pengetahuan para petani. Selain juga Pemerintah ingin meningkatkan bobot pertumbuhan ekonomi dan mengentaskan kemiskinan melalui peningkatan kemampuan petani dan penyuluh pertanian di era pandemi Covid 19.
Menurut Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, Badan Pusat Statistik mencatat pada April-Juni (kuartal II) tahun 2020 sektor pertanian tumbuh sebesar 2,19 persen secara tahunan (gear on year).
“Yang berarti PDB pertanian tumbuh 16,24 persen. Ini prestasi yang sangat baik di tengah kontraksi ekonomi akibat pandemi Covid-19. Kita berharap kondisi ini dapat juga meningkatkan kesejahteraan petani,” tutur Mentan SYL.
Hal ini selaras dengan yang disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Prof. Dr. Ir. Dedi Nursyamsi, M.Agr, bahwa membangun pertanian dengan peningkatan kapasitas untuk mencapai pertanian yang maju, mandiri dan modern.
Berdasarkan hal itu Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara Bogor gencar menyelenggarakan kegiatan Bimtek di beberapa wilayah terkait Peningkatan Kapasitas bagi Petani dan Penyuluh Pertanian termasuk Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat. Materi yang disampaikan sendiri adalah Peran Penyuluh dalam pembangunan pertanian, Manajemen Kelompok dan Pengelolaan Ternak.
Pada kesempatan itu, Kepala BBPKH Cinagara drh. Wisnu Wasisa Putra menyampaikan komitmen kementerian pertanian dan Komisi IV DPR-RI dalam hal pengembangan SDM petani dan penyuluh pertanian, produktivitas dari peternakan di Kabupaten Garut harus tetap di tingkatkan demi menjaga kualitas ketahanan pangan.
“Membangun pertanian di wilayah masing- masing merupakan target untuk mencapai pertanian yang maju, mandiri dan modern, dan suport dari komisi IV DPR-RI berdampak positif dari data BPS, saat ini para petani dan semua insan pertanian masih turun ke lapangan walaupun dalam masa Pandemi covid-19 ini merupakan semangat dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Balai Penyuluhan Pertanian menjadi ujung tombak pembangunan pertanian,” jelasnya.
Salah satunya ternak domba yang produktif merupakan aset bagi peternak sehingga bimtek ini penting dikarenakan pengetahuan yang akan meningkat mampu menjadikan kualitas SDM profesional di bidang pertanian dan sesuai dengan kebijakan Kementerian Pertanian yaitu bagaimana meningkatkan kualitas SDM di bidang pertanian.
“Pengembangan peternakan khususnya domba, sumber ternak domba, dan ini merupakan peluang dunia peternakan di Jawa Barat, Permasalahan yaitu betina produktif artinya para peternak harus lebih selektif dalam hal penjualan belajar dari Jawa tengah yang terjadi kekurangan. Dan teman-teman peternak juga jangan lupa untuk tetap berkoorporasi dalam hal ini saling dukung mendukung untuk menyediakan kebutuhan daging khususnya di Kabupaten Garut,” pungkasnya. (Red)