KAB. BANDUNG, KJ – Dansektor 6 Satgas Citarum Harum Kolonel Arh Dodo Irmanto melakukan uji coba perdana Tungku pembakaran pelastik menjadi BBM bertempat di Oxbow Bojongsoang Kabupaten Bandung, Jum’at (26/6/2020).
Program Citarum Harum dalam mengatasi kerusakan lingkungan khususnya Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum yang telah berlangsung selama dua tahun lebih telah dirasakan bagi warga Jawa Barat khususnya bagi warga yang ada di bantaran sungai Citarum. Melalui Perpres No. 15 Tahun 2018 tentang percepatan penanganan kerusakan sungai digenjot inovasi dan solusi positif untuk lingkungan.
Sampah pelastik merupakan sampah yang sulit hancur dengan kurun waktu lima puluh bahkan seratus tahun sehingga menjadi problem tersendiri dan banyak mencemari lingkungan.
Melihat kondisi tersebut dan melalui pemikiran sehingga tercetuslah Tungku pembakar pelastik jadi BBM yang dapat dijadikan solusi dalam mengatasi sampah pelastik. Tungku saat diuji coba, langsung diperagakan oleh Dansektor 6 Satgas Citarum Harum Kolonel Arh Dodo Irmanto sembari menjelaskan bahwa, ” tungku pembakaran pelastik menjadi BBM ini menggunakan beberapa bahan seperti oli bekas sebagai alat pembakar agar api pembakaran tetap menyala dan blower untup meniupkan api meningkatkan suhu tungku agar tetap panas “.
“Minimal pelastik yang dibakar 15 sampai 20 kg, melalui pembakaran tersebut akan menjadi BBM sekitar 70 sampai 80 % yang terdiri dari minyak tanah, bensin dan solar. Sehingga sampah pelastik tidak ada yang tersisa dan habis terbakar,” urai Kolonel Arh Dodo.
“Setiap pembakaran harus ditunggu untuk menjaga kesetabilan suhu sampai angka tekanan 300 derajat, setelah itu akan turun suhu panasnya jika oli bekas sebagai bahan bakar habis, ” ungkap Kolonel Arh Dodo.
Masih kata Dansektor 6 Kolonel Arh Dodo, jadi masalah solusi sampah pelastik yang ada khususnya di Sektor 6 akan kita bakar ditungku ini, untuk BBM bisa digunakan namun masih tetap saja harus melalui uji lanjutan. Solusi sampah pelastik bandel harus dibakar ditungku, tentu pelastik-pelastik tersebut harus disortir terlebih dahulu dan pelastik harus dalam kondisi kering agar dapat memghasilkan BBM yang berkualitas, ” pungkasnya. (Pen)