BANDUNG, KJ – Seluruh pemangku kepentingan (stake holders), terutama masyarakat Jawa Barat, pasti tidak akan merelakan “Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati Mati” judul di atas terjadi. Tidak seorang pun rela bandara yang terletak di Kabupaten Majalengka tersebut menjadi sia-sia. Tidak ada yang akan sepakat bandara seluas 1.000 hektare tersebut mati tak berfungsi. Demikian pendapat Wakil Ketua Komisi IV DPRD Jabar Daddy Rohanady melalui rilisnya kepada awak media.
“Sayangnya, bandara yang telah menelan biaya dari APBD dan APBN triliunan rupiah tersebut belum berfungsi secara maksimal seperti yang diharapkan. Padahal, awalnya BIJB Kertajati direncanakan running well sejak 2017,” ungkap Daddy kemarin.
Memang, diakuinya, hingga kini BIJB Kertajati belum juga dilirik serius oleh para penumpang sebagai bandara dari/ke Jabar. Mereka lebih memilih menggunakan penerbangan via Bandara Husein Sastranegara. Hal itu dapat dimaklumi mengingat Husein berada di Kota Bandung. Dengan demikian, tidak butuh waktu tambahan terlalu lama dari/ke bandara.
Bandara Husein merupakan salah satu bandara enclave sipil. Bandara tersebut sesungguhnya merupakan salah satu bandara pangkalan TNI Angkatan Udara. Fungsi bandara komersial hanya menjadi fungsi tambahan di lokasi tersebut.
“BIJB Kertajati sejatinya dibangun untuk pelayanan komersial. Namun, hingga saat ini hal itu belum terwujud,” bebernya. (AS)