KAB. BANDUNG, KJ – Baru seminggu surut, banjir kembali merendam sebagian wilayah Kabupaten Bandung. Akibat curah hujan yang tinggi, sejak Sabtu (15/2) kemarin Sungai Citarum kembali meluap, sedikitnya empat kecamatan mengalami kebanjiran, yakni Kecamatan Baleendah, Dayeuhkolot, Bojongsoang dan Solokanjeruk kembali tergenang.
Menurut Kapala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik (KL) BPBD Kabupaten Bandung, Enjang Mulyana, banjir merendam pemukiman warga di Desa Dayeuhkolot, Citeureup, Kelurahan Pasawahan dan Cangkuang Wetan.
“Di Dayeuhkolot bajir terjadi di empat titik, karena banjirnya cukup tinggi jadi sebagian warga telah dievakuasi ke tempat pengungsian,”jelasnya Senin (17/2/2020) di Soreang.
Menurutnya, hingga hari ini Senin (17/2/2020) warga yang terdampak banjir 1.413 KK (5.260 jiwa). 5 mesjid, 3 Madrasah, 4 PAUD dan 3 buah Taman Kanak-kanak (TK). Tinggi Permukaan Air (TMA) antara 20 cm hingga 150 cm. Sementara jumlah pengungsi 67 KK (189) jiwa, yang tersebar di beberapa titik tempat pengungsian, diantaranya Aulah Desa Dayeuhkolot, PLN, Kantor RW dan masjid.
Banjir terparah terjadi di Kelurahan Andir dan Baleendah, Kecamatan Baleendah. Luapan Citarum merendam 3.452 rumah, 19 sekolah, 29 tempat ibadah.
Sementara warga yang terdampak 4.434 KK (16,426 jiwa). Korban banjir yang mengungsi sebanyak 70 KK (203 jiwa), para pengungsi tersebut ditampung di Gedung BPBD.
“Kalau penduduk asli, lebih memilih tinggal di rumahnya masing-masing. Mungkin sudah biasa jadi bagi mereka banjir itu sudah ega aneh. Yang mengungsi itu umumnya kaum pendatang,”jelas Enjang, seraya menabahkan, banjir juga merendam beberapa ruang jalan, akibatnya tidak bisa dilalui, seperti jl. Andir – Katapang, Jl.Raya depan Metro, jl.Raya Baleendah –Dayeuhkolot, Jl.Raya Banjaran – Dayeuhkolot.
Di Desa Tegalluar, Bojongsoang sedikitnya 1880 rumah yang dihuni 7.045 KK atau 20.850 KK terendam banjir. “Sarana umum dan jumlah warga yang mengungsi, untuk Bojongsoang hingga kini masih didata,” imbuhnya. (Dent)