Bappenas Apresiasi Pemkot Bandung Dalam Menangani Stunting

Bandung Raya

BANDUNG, KJ – Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) sangat mengapresiasi keseriusan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung dalam menangani stunting. Hal itu terungkap saat Kementerian PPN/Bappenas meninjau pelaksanaan aksi integrasi program dan kegiatan percepatan penurunan stunting di Kota Bandung, Rabu 3 November 2021.

“Kami sangat apresiasi fasilitasi dan memberikan kesempatan bersilaturahmi dengan Pak Wali Kota. Paling tidak kami juga mendapatkan informasi isu stunting di Kota Bandung,” ucap Koordinator Bidang Kesehatan dan Gizi Masyarakat Kementerian PPN/Bappenas. M. D. Arifi di Pendopo Kota Bandung.

Arifi beserta timnya tertarik dengan paparan yang disampaikan oleh Wali Kota Bandung, Oded M. Danial terkait sejumlah program penanganan stunting di Kota Bandung. 

Rombongan juga sempat berkeliling Pendopo untuk melihat Pojok Kang Pisman dan pengaplikasian Buruan Sehat Alami Ekonomis (SAE).
Arifi berharap, Oded beserta jajaran pimpinan dan dinas terkait konsisten mengaplikasikan sejumlah program penanganan stunting. Sehingga bisa menjadi contoh bagi masyarakat untuk turut memberikan perhatian yang besar terhadap isu stunting ini.

“Karena tujuannya verifikasi didalamnya tentu sambil proses belajar. Sesuai Perpres kami diminta mengembangkan knowledge platform. Ujung dari verfikasi praktik baik ini akan ditampilkan dalam platform yang terintegrasi dengan kementerian lain,” ungkapnya. 

Sementara itu, Wali Kota BAndung, Oded M. Danial mengaku sudah menyusun rencana intervensi stunting secara menyeluruh dan terintegrasi. 

Di antaranya ada program Remaja Bandung Unggulan Tanpa Anemia (Rembulan), Pembinaan Kelompok Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R), Program Hidup Sehat Bersama Sahabat (Hebat), dan Edukasi Kesehatan ReporduksiCalon Pengantin (Eta Sicatin).

“Kenapa ini sasarannya dari remaja? Karena saya menganggap generasi ke depan itu yang akan menjadi estafet masa depan. Mereka yang menentukan edukasi pencegahan dan penanganan stunting,” kata Oded. 

Setelah menyasar remaja, Oded melanjutkan, program lainnya yakni bagi ibu hamil dan menyusui digulirkan telekonseling atau pengasuhan. Kemudian juga turut digalakan program Bandung Sadaya Asi Eksklusif (SAE). 

Oded menuturkan, bagi ibu masa interval juga Pemkot Bandung memiliki program Parenting Digital Kanggo Warga (Pandawa). Kemudian juga didukung dengan hadirnya Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) baik di level kota hingga tersedia di tingkat kelurahan. 

“Intervensi bagi balita tentu saja kita punya program Tanginas (Tanggap stunting dengan pangan aman dan sehat). Ini juga yang turut terintegrasi dengan program Buruan SAE,” ujarnya.

Oded mengungkapkan dengan hadirnya Buruan SAE inilah pangan yang aman dan sehat bisa terjaga dan bahkan dihadirkan secara mandiri oleh masyarakat. Praktis mengurangi pengeluaran karena tidak harus membeli ke pasar.

Saat ini di Kota Bandung sudah hadir sebanyak 234 kelompok Buruan SAE yang tersebar di 151 kelurahan. Lewat Buruan SAE ini terdapat 24 jenis sayuran, 24 jenis Tanaman Obat Keluarga (TOGA) dan 8 jenis buah-buahan.

“Ditambah lagi ternak ikan, lele atau bahkan ayam. Ini semua bisa terintegrasi bukan hanya memenuhi pangan harian. Bahkan sampai ada yang hasilnya berlebih dan malah jadi mendatangkan penghasilan ekonomi,” katanya. (asp)