BANDUNG, KJ – Pasca penetapan status Jabar siaga 1 darurat bencana banjir dan longsor pada 1 November 2018 hingga 31 Mei 2019, Polda dan BPBD Jabar, serta Kantor SAR Bandung, menggelar apel siaga bencana di Jalan Diponegoro.
Apel kesiapsiagaan itu dihadiri ratusan anggota Polda Jabar, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar, dan Kantor Search and Rescue (SAR) Bandung, polres, dan BPBD kota/kabupaten.
Sinergitas antar instansi sangat penting dalam mempersiapkan penanganan bencana yang terjadi di Jawa Barat. Sebab hal itu akan berdampak pada seberapa cepat pemulihan pasca bencana terjadi.
“Ini sudah persiapan awal, artinya sebagai langkah antisipatif dalam penanganan bencana di Jabar,” ujar Ketua Komisi I DPRD Provinsi Jawa Barat, Syahrir usai Apel Siaga Bencana Jawa Barat 2018 di halaman Gedung Sate, Kamis (15/11/208).
Sedang Kapolda Jabar Irjen Pol Agung Budi Maryoto mengatakan, kesiapsiagaan ini didasari atas prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jabar terkait cuaca curah hujan tinggi di Jabar. Selain itu, di Jabar terdapat sejumlah daerah yang rawan bencana banjir dan longsor.
“Kami tidak boleh underestimate terhadap bencana. Mulai dari selatan, tengah, maupun utara, di wilayah Jawa Barat, rawan bencana. Selatan dan tengah sudah hujan. Wilayah utara belum, tapi dari kontur tanah utara lebih rendah,” kata Agung.
Dalam pelaksanaan antisipasi dan penanggulangan dampak bencana, ujar Kapolda, Polda Jabar berkoordinasi dengan BPBD dan Basarnas. Ditambahkannya, Polda Jabar membentuk empat tim satuan tugas (satgas) bencana alam dengan jumlah personel sebanyak 753 orang. Selain personel pihaknya juga menyiapkan sejumlah peralatan penanggulangan bencana, seperti tenda, perahu karet, gergaji mesin, dan lain-lain.
“Leading sector penanganan bencana alam ini BPBD dan Basarnas. TNI dan Polri mendukung mereka dan memberikan bantuan peralatan dan personel. Kalau ada kejadian (Bencana), siapapun yang pertama harus membantu,” ujar Kapolda.
Adapun disampaikan Kepala BPBD Jabar Dicky Saromi, sejak awal November 2018 saat sebagian besar wilayah Jabar memasuki musim hujan, bencana banjir dan longsor telah menelan korban tujuh orang meninggal dunia. (AS)