GARUT, LJ – Selain sosok perempuan memegang peranan penting dalam mewujudkan keluarga berkualitas karena ibu adalah sekolah pertama bagi anak. Juga peranan agama dalam keluarga adalah kunci menentukan keluarga yang kuat secara rohani.
Penguatan agama dalam keluarga adalah sebuah kemestian. Melalui peranan orangtua yang menitikberatkan pendidikan agama di rumah, tentunya akan berimbas mengurangi statistik permasalahan anak muda yang mudah terjerumus ke dalam kancah penyimpangan prilaku.
“Dalam sebuah keluarga, tidak ada supremasi laki-laki maupun perempuan. Menurutnya, laki-laki dan perempuan mempunyai tanggung-jawab yang sama dalam keluarga, bahu membahu menciptakan keluarga harmonis,” terang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Haerudin Amin, S.Ag., MH di Kampung Haurkoneng Desa Hegar Sari Kecamatan Kadungora Kabupaten Garut, Kamis (02/11/2017).
Dihadapan peserta sosialisasi program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) melalui Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) yang digelar Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Haerudin juga menekankan bahwa pola asuh yang ada di dalam keluarga turut menentukan pencegahan peredaran narkoba kepada kalangan anak muda.
“Komunikasi yang baik antara orang tua dan anak harus selalu dibangun. Kenali pula setiap perubahan sikap anak yang drastis sebagai upaya pencegahan terjadinya penyalahgunaan narkoba,” ujarnya.
Ditegaskan legislator Fraksi PAN ini, orang tua harus menjadi teladan serta contoh yang baik bagi anak. Ia menilai, penerapan pola hidup sehat jasmani dan rohani sangat penting dilakukan dalam keluarga. Maka itu, ia mengajak para orangtua untuk mengajarkan dan memberi pemahaman agama kepada anak-anak sebagai pondasi terciptanya keluarga yang kuat dan bahagia.
“Ibu merupakan tiang negara, begitu pula dalam tatanan keluarga. Serta sosok seorang ayah pun tentunya ambil bagian dari terciptanya keharmonisan serta keutuhan keluarga yang kuat. Dengan bahu membahu secara bersama, ditopang dengan agama akan menjadi benteng dari bahaya dan prilaku menyimpang,” papar Haerudin yang terpilih dari dapil Jabar XI ini.
Tanggungjawab ibu, ayah serta agama, tuturnya menjadi kunci utama dalam menerapkan nilai murni, akidah serta akhlak untuk menjadi panduan hidup keseharian. Serta ia menilai untuk bisa memberikan pendidikan karakter yang kuat agar anggota keluarga berlaku baik dibutuhkan kekuatan pemahaman agama.
Sementara itu, dalam program KKBPK ini bertujuan mewujudkan keluarga Indonesia yang berkualitas. Hal ini dilakukan dengan melaksanakan fungsi-fungsi keluarga dan ekonomi produktif. Misi program KKBPK adalah melakukan pembangunan keluarga dengan ekonomi produktif dan pelaksanaan fungsi keluarga.
Lebih jauh, program ini pun menyoalisasikan pemahaman untuk menjadi keluarga yang berkualitas, keluarga kecil sejahtera dengan program Keluarga Berencana (KB) yang sudah dicanangkan oleh pemerintah.
Indikator keluarga yang mengalami peningkatan ketahanan dan kesejahteraan dapat dilihat dari pelaksanaan 8 fungsi keluarga. Untuk diketahui, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 87 Tahun 2014 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga, keluarga berencana dan sistem informasi keluarga disebutkan 8 fungsi keluarga tersebut meliputi: fungsi keagamaan, fungsi sosial budaya, fungsi cinta kasih, fungsi perlindungan, fungsi reproduksi, fungsi sosialisasi dan pendidikan, fungsi ekonomi, serta fungsi pembinaan lingkungan. (***)