300 Warga Komitmen Olah Sampah di Rumah

Aneka

BANDUNG, KJ – Penyelesaian masalah sampah di Kota Bandung tak hanya bisa diselesaikan pemerintah. Peran serta masyarakat menjadi kunci utama dari penuntasan masalah sampah dari sumbernya.

Oleh karena itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung bersama 300 warga dari seluruh RW di satuan wilayah kerja (SWK) Ujungberung dan Arcamanik (Ubermanik) menyelaraskan sudut pandang dan komitmen dalam menyelesaikan sampah mulai dari rumah masing-masing.

SWK Ubermanik terdiri dari tujuh kecamatan, yakni Kecamatan Antapani, Arcamanik, Cibiru, Mandalajati, Ujungberung, Cinambo, dan Panyileukan. Serta terdiri dari 29 kelurahan.

“Kami ingin brainstorming, berdiskusi mengatasi masalah dengan cara lain. Sampah ini bisa jadi masalah yang besar dan berbahaya jika tidak diselesaikan dengan baik. Jangan sampai kasus Leuwigajah terulang kembali. Kalau dengan pola seperti itu terus, alam ini terbatas,” ujar Plh Wali Kota Bandung, Ema Sumarna dalam Sosialisasi Kang Pisman di SOR Arcamanik, Minggu 21 Mei 2023.

Ia menjelaskan, dalam sehari Kota Bandung memproduksi 1.600 ton sampah. Penanganannya pun masih konvensional yakni dibuang, dikumpulkan, lalu diangkut.

“Padahal secara teori kita sudah terapkan 3R. Sudah ada progres, tapi belum signifikan. Sebanyak 1.200-1.300 ton sampah per hari yang sudah diangkat. Sisanya diolah dengan Kang Pisman,” ungkapnya.

Ia berharap, dengan rutinnya sosialisasi Kang Pisman bisa meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memilah sampah dan menyelesaikan sampah sampai di rumah saja. Sehingga tidak ada lagi sampah yang bisa diolah terbuang ke TPA.

“Kita ingin menjadikan kota ini sebagai superteam. Sebab peran masyarakat sangat strategis dan luar biasa. Kita hanya punya 135 TPS untuk menampung 1.600 ton sampah. Bahkan saya dengar di Cibiru tidak ada TPS,” katanya.

Ia pun menyebutkan beberapa warga yang bisa dijadikan panutan dalam mengolah sampah, seperti Aang dari RW 02 Kelurahan Cipamokolan, Yanto di RW 12 Kelurahan Maleer, dan Dedy Sukirman Ketua RW 02 Sukamiskin.

“Warga-warga ini mengolah sampah di lingkungannya dengan baik. Bahkan sampah residu yang dibuang ke TPA itu tidak lebih dari 20 persen. Patut untuk kita tiru semangat dan mindsetnya. Ubah mindset kita, sampah yang tadinya jijik, diubah jadi bermanfaat,” imbuhnya.

Selaras dengan Ema, Kepala DLKH Kota Bandung, Dudy Prayudi mengatakan, setelah Lebaran Kota Bandung hanya bisa mengangkut sampah sebanyak 1 ritasi. Padahal biasanya 2-3 ritasi. Ini yang mengakibatkan penumpukan sampah terjadi belakangan kemarin.

“Tapi, alhamdulillah per Selasa, 16 Mei 2023 TPA Sarimukti sudah kembali membuka dua zona yakni zona 1 dan 2. Ritasi kita bisa sampai 200 rit atau 2-3 ritasi. Bahkan bisa mencapai 300 rit,” papar Dudy.

Namun, menurutnya ini belum menyelesaikan 100 persen permasalahan sampah di Kota Bandung. Sebab sebenarnya TPA Sarimukti sudah overload. Harusnya hanya ditujukan untuk menampung 1,9 juta meter kubik sampah. Tapi kini kapasitasnya sudah mencapai 15 juta kubik sampah.

“Zona 1 sebenarnya sudah ditutup, tapi karena sampahnya sudah turun, jadi kita paksakan untuk dibuka kembali. Akhir tahun 2023 ini zona 1 akan penuh,” akunya.

“Kalau tidak ada upaya, maka bisa terjadi lagi overload seperti kemarin. Makanya kita usahakan dengan mengurangi sampah di tingkat RW dan rumah tangga,” imbau Dudy.

Ia berharap kegiatan ini bisa menjadikan masyarakat Kota Bandung lebih masif lagi untuk menggalakkan Kang Pisman. (din)