DPU: Genangan di Titik Banjir Relatif Berkurang

Bandung Raya

BANDUNG, KJ – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung cukup berhasil mengatasi permasalahan banjir di Kota Bandung. Salah satu indikasinya yaitu semakin berkurangnya titik lokasi banjir.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung, Didi Ruswandi mengungkapkan, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Bandung, terdapat 36 titik lokasi banjir. Dari jumlah tersebut, kini relatif sudah tidak terjadi genangan.

“Relatif sudah tidak terjadi genangan lagi,” ujar Didi pada kegiatan Bandung Menjawab di Balai Kota Bandung, Kamis 3 Juni 2021. 

Didi mengakui, masih ada sejumlah titik yang sering terjadi genangan. Di antaranya kawasan Kopo, Citarip, Leuwi Panjang dan Cibaduyut. 

“Titik masih sering itu di Kopo, Citarip, Leuwi Panjang dan Cibaduyut. Ini kalau bisa diselesaikan di hulu,” ujar Didi. 

Menurutnya, air akan terkendali jika menilik parkir air. Bahkan jika banjir tiba pun bisa menggunakan pompa air, namun harus sesuai penempatan. 

“Itu harus ada ruang untuk parkir air atau penempatan pompa,” katanya. 
Ia mencontohkan, di wilayahnya Gedebage, meskipun masih terjadi banjir, namun genangan air tidak lama. 

“Contohnya Gedebage masih banjir tapi genangan tidak lama atau sampai antre panjang. Itu masih bisa dilewati, pamemulihannya sudah ada kolam retensi,” katanya. 

Salah satu upaya mencegah banjir, DPU pun terus berupaya membuat drum pori dan sumur imbuhan.

“Drum pori mulai tahun 2019, ada 3.500 drum pori lebih. Sumur imbuhan dalam dibangun sejak tahun 2020. Telah ada 10 sumur imbuhan. Tahun ini tambah 20 sumur lagi,” ungkapnya.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung, Dedy Dharmawan mengatakan, masalah banjir harus diatasi mulai dari lingkungan sendiri. Rumah tinggal harus mengatur sampah dengan memilah dengan baik dan benar. 

“Limbah itu bukan hanya di perusahaan saja, dari rumah tangga juga ada, selain sampah,”tegasnya.

Tak hanya itu, penerapan Kang Pisman juga penting. Mulai dari memilah dan memilih sampah. 

“Kang Pisman juga sebagai solusinya. Residunya diolah, tinggal dimasifkan kepada masyarakat,” jelasnya. (yan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *