CIMAHI, KJ – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi memastikan, belum ditemukan jentik nyamuk Anopheles di Kota Cimahi. Nyamuk tersebut merupakan pembawa wabah malaria.
Meski begitu, kasus malaria kembali ditemukan tahun ini di Kota Cimahi. Namun, penularannya diyakini berasal dari luar Kota Cimahi.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi, tercatat hingga Oktober ada 27 orang yang positif terpapar wabah malaria. Mayoritas warga luar yang bertugas di Kota Cimahi.
Hanya 2 orang yang berdomisili di kota mungil ini. Rinciannya, Februari 1 orang, Maret 4 orang, Mei 1 orang, Juni 1 orang, Agustus 4 orang, September 13 orang dan Oktober 3 orang.
“Kasus tahun ini mulai ditemukan Februari. Hampir tiap tahun ada,” kata Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Kota Cimahi, Romi Abdurakhman melalui staffnya Eka Febriana saat dihubungi, Senin (2/11/2020).
Berdasarkan laporan yang diterima Dinkes Kota Cimahi, terang Eka, kasus malaria di Kota Cimahi diyakini dibawa dari luar daerah. Pasalnya, kata Eka, sejauh ini belum ditemukan nyamuk Anopheles di Kota Cimahi.
Nyamuk tersebut merupakan media penularan wabah malaria. Anopheles biasanya berkembangbiak di pesisir pantau pada air payau.
“Semuanya habis penugasan dari luar daerah. Mereka kambuh dan kerasa lagi pas pulang ke Cimahi,” katanya.
Meski di Kota Cimahi belum ditemukan sumber penularan malaria, Eka meminta masyarakat untuk tetap waspada. Apabila ada yang merasakan demam tinggi disertai menggigil diimbau langsung diperiksakan ke fasilitas kesehatan terdekat.
Jika tidak segera dibawa ke fasilitas kesehatan untuk mendapat penanganan, dikhawatirkan wabah malarianya semakin berat. “Bahaya banget kalau sampai ke malaira berat, akan merusak ke otak nantinya. Kan ciri khasnya demam menggigil,” tegasnya. (Ly)