BANDUNG, KJ – Upaya Pemerintah Propinsi Jawa Barat yang berkeinginan meningkatkan status Rumah Sakit Gunung Jati-Cirebon dari Kelas B Plus menjadi Kelas A mendapat dorongan dari DPRD Jabar.
Saat ini RS Gunung Jati baru memiliki kapasitas timpat tidur sekitar 400-500 tempat tidur. Jadi mereka mengejar betul existing 900 agar bisa naik kelas menjadi A (utuh), sekarang ini masih kelas B Plus menuju A. Untuk kenaikan kelas tersebut, pihak manajemen RS Gunung Jati membutuhkan anggaran sekitar Rp.84 Miliar.
“Usulan anggran sudah disampaikan ke DPRD Jabar. Namun, berapa besarnya disetujui, sampai saat belum diputuskan. Nanti akan dibahas oleh Badan Anggaran DPRD Jabar,” papar anggota Banggar DPRD Jabar H. Daddy Rohanady di ruang kerja Komisi IV DPRD Jabar, kemarin.
Dikatakannya, dalam rangka menindak lanjuti usulan anggaran dari pihak Manajemen RS Gunung Jati tersebut, beberapa waktu lalu Badan Anggaran DPRD Jabar melakukan peninjauan langsung ke RS Gunung Jati yang diterima langsung oleh Direktur Utama RS Gunung Jati Bunadi didampingi beberapa staf manajemen.
Pihaknya datang ke RS Gunung Jati selain untuk menindakjuti usulan anggaran tahun 2019 sebesar Rp.84 Miliar, juga guna melihat pemanfaatan anggaran yang sudah dikucurkan dalam APBD 2017 sebesar Rp. 30 Miliar dan pada APBD 2018 sebesar Rp.20 Miliar.
“Dalam kunjungan kemarin kami melihat di belakang gedung 7 lantai yang saat ini tengah di bangun masih ada lahan yang masih bisa ditingkatkan. Mereka ngejar betul agar dapat naik kelas A,” ungkapnya.
Ia mengungkapkan, kalau dilihat dari skema yang ada, secara berturut-turut sesuai klas di Jawa Barat ada RS Hasan Sadikit dengan kapasitas 1.500 tempat tidur, RS Al Ihsan dengan kapasitas 1.200 tempat tidur dan RS Gunungjati 900 tempat tidur.
Ditegaskannya alasan DPRD Jabar mendorong RS Gunung Jati jadi Kelas A, agar karena pihaknya menginginkan IPM sektor Kesehatan dapat terus meningkat.
“Untuk itu, beberapa RS terutama RSUD yang berada di beberapa Wilayah Jabar kita dorong naik kelas. RS Gunung Jati merupakan salah satunya, sehingga kedepan masyarakat Jabar yang tinggal di wilayah Pantura, tidak perlu lagi jauh-jauh berobat ke Bandung ke RSHS dan RS Al Ihsan,” harapnya. (AS)