BANDUNG, KJ – Peran masyarakat sangat penting dalam upaya mewujudkan Sungai Citarum yang bersih dan mendukung Peraturan Presiden (Perpres) No. 18 Tahun 2018 Tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum.
Untuk itu, Satgas Citarum Harum bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menggelar Apel Akbar Ketua RT se-Kota Bandung untuk mengedukasi masyarakat dalam mengelola sampah mulai dari sumbernya. Kegiatan ini digelar di Gedung Graha Karya Wanita, 23-26 September 2024.
Ketua Pelaksana Harian Satgas Citarum Harum, Mayjen (Purn) Dedi Kusnadi Thamim menekankan pentingnya peran Ketua RT sebagai garda terdepan dalam menjaga kebersihan di Kota Bandung.
“Selama empat hari, para Ketua RT diberikan pembekalan mengenai cara mengubah mindset masyarakat dalam mengelola sampah di tingkat rumah tangga,” kata Dedi, Kamis 26 September 2024.
Menurutnya, masalah sampah dapat diatasi jika masyarakat dan pemerintah bekerja sama menangani sampah di wilayah masing-masing.
Selain masalah sampah, Pemkot Bandung dan Satgas Citarum Harum juga fokus pada penataan bantaran sungai sempadan anak sungai Citarum.
Sejauh ini, BBWS bersama Pemkot Bandung telah memata sempadan sungai di sejumlah lokasi seperti kawasan Maleer, Cipemorkolan, dan Cidurian. Penataan ini bertujuan untuk menjadikan sungai sebagai bagian dari ruang publik yang bersih dan menarik.
“Manfaatnya sangat besar, mulai dari menjadi jalan inspeksi hingga menjadi destinasi wisata baru,” ujarnya.
Ia optimis dengan kolaborasi semua pihak, Indeks Kualitas Air (IKA) Sungai Citarum bisa menyentuh angka 60 poin pada tahun 2025 mendatang. Saat ini angka IKA sungai Citarum mencapai 50,78 poin.
“Sungai Citarum bisa bersih apabila para pejuang kebersihan ini melakukan yang terbaik di dalam tugasnya. Bila lalai berat untuk mencapai itu,” ungkapnya.
Sementara itu, Komandan Sektor 22 Citarum Harum, Kolonel Inf Ujang Sudradjad juga menegaskan pentingnya menjaga kebersihan Sungai Citarum yang menjadi sumber vital bagi 80 persen kebutuhan air di Jawa Barat dan DKI Jakarta.
“Sungai Citarum sangat strategis. Sungai ini mengalirkan irigasi ke 420.000 hektar lahan, melewati tiga waduk, dan menghasilkan listrik sebesar 1900 megawatt,” ungkapnya.
Menurut Ujang, sebelum Satgas Citarum dibentuk pada tahun 2018, sungai ini mengalami pencemaran yang sangat berat. Namun, berkat kerja keras Satgas dan masyarakat, indeks pencemaran sungai kini menurun menjadi pencemaran ringan.
“Harapannya pada tahun 2030, indeks kebersihan sungai akan mencapai 70 poin,” ujarnya.
Namun, tantangan utama yang dihadapi adalah tingginya volume sampah, kepadatan pemukiman di bantaran sungai, dan kurangnya fasilitas septik tank yang memadai.
Pemkot Bandung dan Satgas Citarum Harum kini bekerja sama menertibkan bangunan liar di sepanjang bantaran sungai dan memberikan pemahaman kepada warga tentang batas bangunan minimal 3 meter dari bibir sungai.
Pemkot melalui Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP) juga telah memberikan bantuan kepada 1.007 kepala keluarga yang terdampak penertiban bantaran Sungai Citarum. (rob)