BANDUNG, KJ – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung sangat membutuhkan dukungan para dokter di masa pandemi Covid-19 ini. Apalagi, kasus Covid-19 di Kota Bandung kembali meningkat.
Hal itu diungkapkan Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Bandung, Yana Mulyana saat menghadiri Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) IDI Kota Bandung secara virtual, Sabtu 26 Februari 2022.
“Kami sangat membutuhkan IDI untuk terus mengimbau masyarakat agar terus menerapkan protokol kesehatan. Karena protokol kesehatan sangat penting,” katanya.
Ia mengungkapkan, penyebaran Covid-19 kali ini lebih tinggi dibandingkan masa sebelumnya. Bahkan Yana menyebutnya lebih tinggi dibandingkan varian Delta yang sempat terjadi pertengahan tahun lalu.
“Mungkin dibandingkan dengan varian delta ini sudah dua kali lipat penyebarannya,” ungkap Yana.
Sesuai data Pusicov Kota Bandung, Jumat 25 Februari 2022, terjadi peningkatan sebanyak 183 kasus. Namun konfirmasi sembuh pun meningkatkan di angka 1.454.
Untuk mengantisipasinya, Pemkot Bandung terus mengakselerasi vaksinasi. Sesuai data, untuk dosis satu mencapai 112 persen dan dosis kedua sudah 100 persen.
“Proses vaksinasi di Kota Bandung terus dilakukan. Mudah-mudahan itu menjadi ikhtiar kita menyelesaikan pandemi Covid-19 menjadi endemi,” harapnya.
Untuk itu juga, Yana mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para tenaga medis atas perjuangan membantu masyarakat dalam penanganan Covid-19 di Kota Bandung.
“Atas nama Pemkot (Pemerintah Kota) Bandung saya ucapkan terima kasih kepada para tenaga kesehatan selama ini bersama mengendalikan penyebaran Covid-19 di Kota Bandung khususnya,” tutur Yana.
Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) IDI merupakan pertemuan ilmiah yang secara rutin diadakan oleh IDI Kota Bandung setiap tahunnya. Untuk kali ini kegiatan tersebut dilakukan secara daring.
Kegiatan ini merupakan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi ilmiah maupun skill.
Berkaitan dengan pandemi Covid-19, dokter juga perlu berinovasi. Menurut dokter Ortopedi, Dr. dr Mohammad Rizal Chaidir, SP. OT(K)., MMRS., MH. Kes, terdapat layanan kesehatan menggunakan fasilitas komunikasi elektronik untuk memberikan pelayanan atau dukungan medis dari jarak yang terpisah.
“Adapun fasilitasnya seperti telepon video call situs internet, ” ujarnya.
Menurutnya, layanan Telemedis dapat digolongkan komunikasi atau konsultasi dan supervisi antara staf medis. Juga bisa untuk konsultasi antara dokter dan pasien.
“Masa pandemi, konsep telemedis dibutuhkan dalam berbagai jenis pelayanan kesehatan. Pasien yang terkonfirmasi positif bergejala ringan dan hanya perlu melakukan isolasi mandiri di rumah. Mereka tetap membutuhkan penanganan profesional dari para dokter,” bebernya.
Ia menambahkan, dengan dukungan teknologi informasi dan adaptasi konsep yang ada, maka dapat dibentuk pelayanan kesehatan berbasis virtual hospital (Hospital Without Wall).
“Pasien yang isoman dapat dirawat secara daring hingga kembali sehat. Virtual hospital akan mengkoordinasi secara sistematis peran dari dokternya sebagai penyembuhan terhadap pasien Covid-19,” ujarnya. (yan)