Oded dan Yana Komitmen Dukung Program Smart City

Bandung Raya

BANDUNG, KJ – Wali Kota Bandung, Oded M. Danial beserta wakilnya, Yana Mulyana ungkap upaya pembangunan di Kota Bandung. Secara khusus mengulas komitmen mendukung program smartcity. Isu tersebut dikupas dalam sebuah dialog interaktif di Radio PRFM. Dialog tidak hanya dipandu oleh penyiar PRFM, tetapi juga Wakil Ketua DPRD Kota Bandung, Edwin Senjaya yang turut menggali gagasan Oded-Yana.

Edwin juga yang pertama mempertanyakan komitmen Oded-Yana dalam mendukung konsep smartcity di Kota Bandung. Mengingat saat ini tengah dihadapkan pada permasalahan pandemi Covid-19 yang memberikan dampak besar bagi pemerintah daerah.

Sebagai jawabannya, Oded menuturkan dari sektor pendukung digitalisasi, saat ini Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung sudah mengelola 271 aplikasi. Baik itu sebagai sistem pengelolaan internal pemerintahan ataupun dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat. 

Dalam dua tahun terakhir, sambung Oded, jumlahnya terus bertambah. Inovasi pun terus berkembang. Ini sebagai bagian dari penanganan pandemi Covid-19 yaitu meminimalisir kontak langsung saat pelayanan.

“Alhamdulilah program digitalisasi sedang dioptimalisasi. Konsep smartcity ini terus kita integrasikan, karena memang harus turut juga didukung dengan smart people dan smart goverment,” ucap Oded di PRFM, Jumat, 24 September 2021.

Guna meningkatkan layanan, Oded menyatakan saat ini pihaknya tengah menyusun database integrasi aplikasi berdasarkan layanan Sistem Pemerintahan Berbasis Elaktronik (SPBE). Yaitu layanan administrasi publik maupun layanan internal pemerintahan.

Di kesempatan itu, Oded memaparkan tentang pengelolaan 201 aplikasi perangkat daerah dan 70 aplikasi perusahaan daerah. Termasuk salah satunya adalah aplikasi Manajemen Bandung Kinerja (Mang Bagja), yang digunakan untuk memantau kinerja para Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemkot Bandung.

Juga tentang aplikasi Selesai Dalam Genggaman (Salaman) yanh memudahkan pelayanan seluruh keperluan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil. Serta aplikasi Bandung Integrated Online Licensing Application (Biola) sebagai layanan Online Single Submissions (OSS) bagi masyarakat yang hendak mengurus perizinan.

“Baik pelayanan perizinan, perpajakan, pendidikan, kesehatan maupun lainnya melalui Diskominfo kami terus berupaya mengintegrasikan berbagai aplikasi untuk mengakses layanan tersebut,” ujarnya.

Kendati kinerja Oded-Yana tidak terekspose secara bombastis, namun nyatanya adalah sebuah firma yang bekedudukan di Singapura, Eden Strategy Institute menempatkan Kota Bandung di peringkat 28 dalam jajaran pemerintahan kota pintar di dunia saat merilis Top 50 Smart City Government rankings pada 31 Maret 2021 lalu.

Kota Bandung menjadi satu-satunya daerah di Indonesia yang masuk dalam jajaran 50 besar. Diapit oleh Kota Oslo Swedia (peringkat 27) dan Kota Hangzhou Cina (peringkat 29).

Eden Strategy Institute menilai Kota Bandung mampu mengungguli sejumlah kota besar dunia seperti Adelaide Australia (peringkat 31), Boston Amerika Serikat (peringkat 32), Dubai Uni Emirat Arab (peringkat 34), Frankfurt Jerman (peringkat 38), dan bahkan Los Angeles Amerika Serikat (peringkat 40).

“Saya sampai sempat bertanya ke Eden soal penilaian ini. Ternyata mereka punya 10 indikator dan Kota Bandung sangat menonjol di 5 indikator,” ungkap Yana Mulyana, Wakil Wali Kota Bandung. 

Yana mengungkapkan, sejak awal dilantik sudah berkomitmen bersama Oded untuk terus bekerja keras menjalankan beragam program pembangunan. Sekalipun muncul berbagai apresiasi tak lantas mengendur ritme kerja.

Meski begitu, Yana tetap sangat bersyukur dalam tiga tahun kepemimpinannya bersama Oded sudah mendapatkan apresiasi tak kurang dari 265 penghargaan. Mulai skala regional, nasional hingga level internasional

“Kadang kita tidak bisa menilai diri sendiri. Alhamdulillah kalaupun ada penghargaan itu bonus. Mudah-mudahan kita ‘on the track’ karena smart city bukan hanya digitalisasi saja, karena sesuai arahan Pak Wali itu kita tiada hari tanpa inovasi,” ujarnya.

Dalam rilisnya, Eden Strategy Institute sebagai firma yang mengkhususkan diri dalam inovasi sistem bisnis berkelanjutan. Khususnya dalam pengembangan kota pintar yang menekankan pada peran pemerintah kota sebagai pendorong utama pengembangan konsep smart city.

Di luar keberhasilan penerapan solusi teknologi, studi ini menjelaskan pentingnya strategi, kepemimpinan, fokus SDM, kebijakan, ekosistem, insentif, dan bakat dalam menentukan keberhasilan dan efektivitas teknologi yang diterapkan di kota pintar.

“Peringkat teratas Pemerintah Kota Pintar tahun 2020 – 2021 dinilai mampu berkolaborasi dan bermitra dengan para pemangku kepentingan lain dari sektor publik dan swasta, menggunakan solusi dan data digital untuk memberikan layanan dan membuat keputusan dengan tetap mempertimbangkan implikasi pada inklusi dan kepercayaan warga,” ungkap Managing Partner di Eden Strategy Institute, Calvin Chu Yee Ming.

Dalam studi ini, Eden Strategy Institute mengevaluasi dan menilai lebih dari 230 kota. Pemerintah kota juga diundang untuk menyampaikan informasi detail pendukung, laporan, dan hasil dari program pengembangan kota pintar di wilayahnya.

Wawancara lanjutan dilakukan dengan para pejabat di kota terpilih untuk memvalidasi fakta dan mempelajari lebih dalam terkait tantangan, kendala, dan inovasi yang dilakukan untuk menjadikan kota mereka sebagai Kota Pintar.

Studi Eden Strategy Institut tahun 2020-2021 ini juga menyoroti kota-kota pintar di beberapa kawasan yang sedang berkembang namun tidak masuk dalam peringkat 50 teratas.

“Kami juga ingin mendorong kota-kota lainnya di dunia di berbagai kawasan agar secepatnya meluncurkan inisiatif kota pintar yang unik dan kreatif, meskipun mereka tidak termasuk dalam Top 50,” ungkapnya. (asp)