BANDUNG KJ – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat melaksanakan kegiatan pencetakan 100.000 wirausaha baru bidang pariwisata, kegiatan tersebut adalah pelatihan dasar pramuwisata dalam memberikan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, motivasi, inovasi dan kreatifitas yang tinggi kepada para tour guide atau pemandu wisata dalam memberikan penjelasan kepada para wisatawan yang berkunjung ke daerah wisata serta mengefektifkan para peserta pencetakan 100.000 wirausaha baru bidang pariwisata agar lebih memiliki rasa kebersamaan yang harmonis dalam menjunjung nilai-nilai kreatifitas dalam mengembangakan objek wisata yang terdapat di sukabumi khususnya di kawasan objek wisata ciletuh.
Kegiatan yang dilaksanakan selama 4 hari dari tanggal 18 s.d 21 april 2017 di hotel Bayu Amrta Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi ini diikuti oleh 40 peserta, yang merupakan masyarakat yang berada di kawasan objek wisata ciletuh.
Demikian disampaikan Kepala Balai Pengembangan Kemitraan, SDM Kepariwisataan Dan Kebudayaan, Drs. Rusyandi, M,Si yang juga sebagai panitia pelaksana.
Bahan materi, sambung Rusyandi, teori tentang geopark, tour guide, pelayanan prima, serta praktek langsung tentang bagaimana menjadi seorang tour guide / pemandu wisata yang handal dan professional dalam memberikan peelayanan kepada para wisatawan yang berkunjung.
Sedang Kepala Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, Ida Hernida, SH., M.Si menyampaikan pembangunan kepariwisataan tidak terlepas dari unsur pemerintah, dunia usaha pariwisata dan masyarakat. ketiga unsur tadi merupakan satu kesatuan yang saling berkontribusi dalam mewujudkan pembangunan kepariwisataan.
“Pemerintah mendorong pembangunan pariwisata dengan memfasilitasi berbagai kebijakan yang dapat meningkatkan pertumbuhan perekonomian daerah dan dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. masyarakat ini diharapkan dapat berperan aktif dalam mendorong bidang pembangunan pariwisata khususnya pengembangan kawasan objek wisata,” terangnya.
Dikatakan juga bermunculannya pembangunan di sektor pariwisata belum diimbangi dengan ketersediaan sdm pariwisata yang handal dan berkompeten khususnya para pelaku tour guide atau pramuwisata yang terdapat di lokasi objek wisata.
“Pleh karena itu salah satu upaya untuk membangun program pemenuhan kesiapan menghadapi mea perlu dilakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat berkelanjutan agar kedepan sdm yang ada menjadi pesaing terhadap membanjirinya “tenaga asing” ke wilayah republik indonesia khususnya ke wilayah provinsi jawa barat,” ujarnya.
Untuk itu, menyikapi demikian pihaknya menegaskan diperlukan berbagai strategi pengembangan yang mampu menjawab tantangan yang ada agar mampu bersaing secara kompetitif. (San)