BANDUNG KJ – Bagi H. Soni Salimi, ST., MT., pekerjaan dalam satu bulan usai dilantik Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil sebagai Direktur Utama (Dirut) PDAM Tirta Wening Kota Bandung periode 2015-2019 yang juga bertepatan di Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-41 PDAM Tirta Wening adalah mengkonsolidasikan lembaga dengan jajarannya agar on the track dari mulai Februari sampai akhir.
Terlebih, sesuai yang diamanatkan Walikota Bandung kepada dirinya dalam mengemban tugas sebagai Dirut PDAM yang baru, untuk mengatasi dan menyelesaikan tingkat laporan atau keluhan dari pelanggan serendah mungkin atau sebagai zero complain company di tubuh perusahaan BUMD (badan usaha milik daerah) ini.
“Saya harap di tahun 2015, PDAM jadi zero complain company, karena banyak komplain juga di twitter soal PDAM. Makanya PDAM mau di smartcity-kan,” Ujar Ridwan Kamil dalam sambutannya saat pelantikan di Kantor Pusat PDAM, Rabu (16/12/2015).
Sementara di mata jajaran dan karyawan PDAM sendiri , Soni Salimi adalah figur yang tidak asing, sebab Soni sebelumnya menjabat sebagian Kepala UPT Bisnis Laboratorium Pengendali Kualitas Lingkungan (LPKL) PDAM Tirta Wening.
Menyikapi tugas yang diembannya, Soni menegaskan zero complain sebagai program skala prioritas. Dikatakannya, guna menyelesaikan zero complain, pihaknya akan melakukan upaya pendekatan dan komunikasi sehingga masyarakat bisa memahami keterbatasan PDAM sebagai operator atau penyelengara.
Sebab dinilai Soni, menyelesaikan Zero Complain pada tahun pertama kepemimpinannya akan lebih tepat dengan berkomunikasi, tidak dengan secara teknis. Karena, diakuinya, bila harus memberikan pelayanan air kepada seluruh masyarakat itu sangatlah tidak mudah dikarenakan tantangan terbear adalah ketersediaan air baku yang terbatas dan makin kritis, juga mengingat kapasitas PDAM sebagai operator sampai hari ini secara prosentase hanya baru bisa melayani setengah dari kebutuhan masyarakat.
Pun guna mendukung upaya penyelesaian zero complain, program jangka panjang yang sedang dirancang Soni adalah dengan melakukan komunikasi hingga bisa meyakinkan Pemerintah Propinsi jawa Barat maupun Pemerintah Pusat untuk segera membangun bendungan-bendungan untuk cadangan air dalam menjamin ketersediaan air, disamping juga menambah instalasi-instalasi hingga kebetuhan air terselesaikan.
Namun demikian, untuk mendukung program zero complain pihaknya juga akan menyiapkan terobosan pelayanan secara cepat atau Unit Reaksi Cepat (URC), diantaranya mengadakan 2 unit mobil, yakni 1 unit mobil tangki dan 1 unit mobil perbaikan/service jaringan. Juga meluncurkan 2 unit kendaraan Water Treatment serta secepatnya membangun sebanyak 100 terminal air yang bisa diakses oleh masyarakat, begitu pula terobosan-terobosan lainnya.
“Disaat ada complain dari masyarakat, kita akan segera turun ke TKP dengan URC tersebut. Disamping itu kita (PDAM) akan luncurkan juga 2 unit kendaraan watertreatment yang dapat mengelola air di wilayah sekitar masyarakat,” ujar Soni kepada Kabarjabar.com di ruang kerjanya, Senin (11/01/2016).
Soni Salimi optimistis PDAM bisa menjadi lebih baik di masa datang. Sebab dirinya menilai antara masyarakat, PDAM, pemerintah, juga lingkungan sama-sama kompak maka tidak mustahi target akan tercapai.
“Strateginya harus memiliki kesamaan visi, berkomitmen, memiliki strategi-strategi yang mengarah ke pencapaian target,” terangnya seraya menegaskan dirinya akan segera melaskukan konsolidasi dan berkomunikasi dengan segenap jajaran direksi PDAM serta instansi terkait dalam mendukung program tersebut. (Ihsan/Ade)