BANDUNG, KJ – Normalisasi 55 TPS di Kota Bandung menunjukkan kemajuan signifikan. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung menyebut dari 55 TPS, hanya tersisa 2 TPS yang sedang berproses untuk dinormalisasi.
Meski penanganan sampah di Kota Bandung menunjukkan tren positif, Pelaksana Harian Wali Kota Bandung Ema Sumarna menekankan upaya penanganan jangka panjang harus tetap berjalan.
Salah satunya ialah penerapan program Kang Pisman secara merata di seluruh wilayah Kota Bandung.
“Jumlah penduduk di Kota Bandung terus bertambah. Mustahil kita secara individu tidak memproduksi sampah. Jadi, saya rasa kita perlu menyatukan pemahaman dalam penanganan sampah,” ucap Ema dalam Sosialisasi Kang Pisman di Kelurahan Sarijadi, Kota Bandung, Minggu 28 Mei 2023.
Ema menambahkan, kendati normalisasi TPS serta membaiknya kondisi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti, akan tetapi hal tersebut hanya berlaku sementara. Artinya, masalah sampah masih berpotensi menjadi bom waktu bagi Kota Bandung.
“Setiap hari sampah diproduksi. Kalau kita menunggu penanganan berbasis investasi, kami rasa akan lama. Akan tetapi, kita punya program Kang Pisman yang luar biasa,” ucap Ema.
“Saat ini sudah ada 154 Kawasan Bebas Sampah di Kota Bandung. Tentu ini masih jauh dari kata ideal karena baru 10 persen dari seluruh wilayah RW di Kota Bandung. Kita punya pekerjaan rumah menyelesaikan 90 persennya,” bebernya.
Ia juga meminta, seluruh wilayah harus menjadi contoh baik untuk wilayah lainnya. Ema mencontohkan kisah sukses beberapa wilayah Kota Bandung yang bisa menjadi Kawasan Bebas Sampah (KBS).
“(Operasional TPA) Sarimukti itu ada limit waktunya. Kita tidak ingin tragedi Leuwigajah terulang. Dan kalau (penanganan sampah) di RW 12 Maleer bisa, RW 02 Cipamokolan bisa, saya punya keyakinan di wilayah ini pun bisa dilaksanakan (penerapan Kang Pisman),” tutur Ema.
Sebagai informasi, 2 TPS yang masih dalam proses normalisasi berdasarkan data dari DLH Kota Bandung adalah TPS Gumuruh dan TPS Suci.
Meski begitu, Kepala DLH Kota Bandung Dudi Prayudi memastikan, normalisasi 2 TPS tersebut dapat dilakukan sesegera mungkin.
Senada dengan Ema, Dudi menyebut normalisasi TPS serta perbaikan operasional TPA Sarimukti bukan akhir dari upaya penanganan sampah di Kota Bandung.
Ia menilai, penerapan Kang Pisman sebagai salah satu upaya yang ampuh. Hal ini dibuktikannya dengan fakta bahwa daerah yang menerapkan Kang Pisman tidak terpengaruh adanya permasalahan operasional di TPA Sarimukti beberapa waktu lalu.
“TPA Sarimukti pun kami meyakini durasinya tidak akan lama. Tapi perlu kita sadari, saat terjadi penumpukan sampah di Kota Bandung, RW-RW yang menerapkan Kang Pisman ini sudah tidak ada masalah,” kata Dudi. (ray)