BANDUNG, KJ – Anggota Komisi B DPRD Kota Bandung H. Asep Mulyadi, menghadiri peresmian Kampung Wisata Kreatif Cibaduyut, Bandung, Senin (13/3/2023). Hadir dalam acara itu Wali Kota Bandung Yana Mulyana beserta para kepala SKPD dan komunitas Kampung Wisata Kreatif.
Asep Mulyadi mengatakan, diciptakannya Kampung Wisata Kreatif di Kota Bandung ini berdasarkan aspirasi masyarakat. Kampung Wisata Kreatif Cibaduyut ini melengkapi wilayah serupa yang sudah dibentuk seperti Kampung Wisata Kreatif Cigondewah, Cibuntu, Pasirkunci, Binong, Cigadung, Cinambo, dan akan menyusul Gedebage.
Asep menjelaskan, pembentukan Kampung Wisata Kreatif sejalan dengan karakter masyarakat urban Bandung yang dikenal kreatif.
“Saya melihat kreasi sepatu teman-teman Cibaduyut begitu kreatif. Ternyata ada salah satu limbah kulit yang di mata orang lain jadi sampah, tetapi oleh kreatifitas anak muda Bandung dikreasikan dan dijual ke Italia. Bicara kreatifitas, anak-anak Kota Bandung ini tentu luar biasa,” ujarnya.
Ia menambahkan, tugas pemerintah bersama DPRD yakni bagaimana peluang dari industri kreatif ini diberi fasilitas supaya potensi yang ada lebih berkembang. Kendala yang selama ini muncul biasanya soal pemasaran.
Ia memuji peran Disdagin yang menggelar produk-produk UMKM berkualitas di sejumlah mal. Acara itu disambut baik oleh para pengunjung dan memantik hadirnya berbagai pelanggan baru.
“Keren, bagus. Ternyata setelah acara banyak pelanggan baru. Acara lima hari itu bisa berdampak bertahun-tahun. Dari sekan banyak UMKM terlibat memang ada yang belum terakomodir. Maka, insyaallah kami di DPRD akan mendukung penuh. Kebetulan saya di Badan Anggaran mendorong diadakan acara serupa dan lebih masif,” tuturnya.
Acara berupa pameran yang mengekspose potensi produk dari berbagai Kampung Wisata Kreatif ini akan lebih baik bila digelar secara intens supaya produk terbaik mendapatkan eskposurnya. Apalagi Kota Bandung telah memiliki Perda tentang Ekonomi Kreatif.
Asep berharap Pemerintah Kota Bandung menyiapkan sektor pendukung yang mampu mendongkrak potensi Kampung Wisata Kreatif.
Ia menekankan pada pola 4 A yang harus dipenuhi daerah wisata. Yang pertama adalah “Accebility”, yang harus memenuhi kelayakan lalu lintas pengunjung. Yang kedua yakni “Amenity”, yang menyinggung soal penginapan dan restoran atau pusat keunggulan kuliner.
Selain itu, ada “Attraction” yang harus dikolaborasikan. Karena wisata tidak hanya kegiatan membeli produk tetapi juga menikmati seni dan kebudayaan.
“Kota Bandung sangat kaya akan budaya. Kalau masuk ke pelosok Bandung banyak komunitas dan pegiat budaya. Bagaimana budaya ini diintegrasikan dengan Kampung Wisata Kreatif,” ujarnya.
Yang terakhir yakni “Ancillary” atau kelembanggan dan komunitas yang perlu dibina. Dari hasil diskusi bersama para pelaku UMKM serta pelaku wisata, banyak keluhan terkait kemacetan menuju lokasi wisata.
Selain itu, keluhan wisatawan juga tertuju pada akses parkir hingga biaya-biaya serangkaian pungutan.
“Ini tantangan buat kita bagaimana untuk menyelesaikannya karena Kampung Wisata Kreatif ini layak didatangi wisatawan lokal dan mancanegara. Termasuk soal penginapan. Jangan sampai ada kampung kreatif tetapi tidak ada hotel atau restoran di sekitarnya. Parkir dan akses jalan juga harus layak. Kami dari DPRD dan komunitas kreatif meyakini kerja sama pemerintah dengan dunia usaha, media, dan komuitas kreatif bisa meningkatkan keunggulan Kota Bandung, dan layak dijadikan yang terbaik di Indonesia,” ujar Asep.
Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengatakan, Pemkot Bandung terus mendorong teman-teman UMKM untuk berkreasi dan berinovasi. Pembinaan dimulai dari Dinas Koperasi dan UMKM.
Selanjutnya, proses naik kelas ditangani Disdagin yang salah satunya menggelar pameran kreasi di tujuh mal yang bekerja sama dengan Pemkot Bandung. Sedangkan Disbudpar bertugas untuk mengemas pariwisata yang menghadirkan wisatawan ke kampung wisata kreatif Kota Bandung.
“Mudah-mudahan janji mendirikan 8 kampung wisata kreatif bisa dituntaskan tahun ini,” ujarnya. (Red)