BANDUNG, KJ – Wali Kota Bandung, Oded M. Danial memperkenalkan kampanye Kang Pisman (Kurangi, Pisahkan, Manfaatkan) sampah di konferensi internasional Zero Waste City Conference (ZWCC), Penang, Malaysia, 14-15 Oktober 2019. Konferensi ini digelar oleh Gobal Alliance for Incinerator Alternatives (GAIA) Asia Pasific dan Consumers’ Association of Penang (CAP) berkolaborasi dengan Dewan Kota Seberang Perai.
Acara tersebut dihadiri oleh lebih dari 200 peserta dari 26 negara serta mengundang 40 pembicara di 22 sesi kelas. Tahun ini, ZWCC mengangkat tema “Solutions to Plastic Pollution in Asia” yang mendorong kebijakan untuk mengurangi sampah plastik dan menggerakkan kota tanpa sampah secara berkelanjutan.
Kang Pisman menjadi satu dari sembilan model pengelolaan sampah terbaik di 5 negara. Sembilan kota yang menjadi percontohan antara lain Kota Tacloban, Filipina; Fort Bonifacio, Kota Taguig, Filipina; Kota Seoul, Korea Selatan; Kota Bandung, Indonesia; Kota Kamikatsu, Jepang; Kota Thiruvananthapuram, India; Kota Penang, Malaysia; San Fernando, Filipina; dan Kota Malabon, Filipina.
Pada konferensi tersebut, Oded menjadi satu dari lima pimpinan daerah di Asia yang memperesentasikan tentang pengelolaan sampah, terutama sampah plastik. Bersama Oded, hadir pula Datuk Rozali Mohamud dari Seberang Perai (Malaysia), Edwin Santiago, dari San Fernando, Pampanga (Filipina), V.K Prasanth dari Trivandrum (India), dan Muhammad Ronny dari Kota Cimahi (Indonesia).
Di forum tersebut, Oded berbicara tentang kampanye perubahan budaya melalui Kang Pisman sebagai bagian dari upaya pengelolaan sampah berkelanjutan. Kang Pisman tidak sekadar bertujuan untuk mengedukasi tentang pengelolaan sampah. Lebih jauh, Kang Pisman merupakan pengenalan konsep gaya hidup yang ramah lingkungan dan lebih bijak terhadap penggunaan benda-benda sekali pakai.
“Kang Pisman ini memang program jangka panjang. Tujuan kami adalah mengubah budaya masyarakat menjadi lebih bijak yaitu gaya hidup yang tidak memproduksi banyak sampah. Ujungnya adalah menciptakan Kota Bandung sebagai Zero Waste City,” papar Oded, Senin (14/10/2019).
Kota Bandung melakukannya dengan berbagai pendekatan edukasi, seperti media sosial, maskot, infografis, hingga lagu. Sehingga masyarakat bisa menerima konsep Kang Pisman dengan lebih mudah. Selain itu, Pemerintah Kota Bandung juga melengkapi infrastruktur seperti tempat sampah, instrument pemilahan sampah, hingga penyiapan petugas.
“Pemkot Bandung melakukan pendekatan di kewilayahan dengan membuat 8 kawasan bebas sampah. 8 kawasan tersebut merupakan 30% dari 151 kelurahan yg ada di Kota Bandung, yang penerapan programnya sudah dilaksanakan dengan baik namun sisanya belum terukur,” imbuhnya.
Program Kang Pisman telah mendorong pertumbuhan bank sampah baru di Kota Bandung. Saat ini, ada 30 bank sampah induk dan 382 bank sampah unit di tiap kecamatan. Pertumbuhan nasabah bank sampah terus meningkat dari 978 pada september 2018 menjadi 3.390 pada Juli 2019 atau sekitar 246%.
“Dengan bank sampah, rata-rata ada 79 ton sampah perhari yang bisa dimanfaatkan, dan mengurangi 852 ton sampah perbulan yang dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir,” tuturnya. (AS)