BANDUNG, KJ – Jelang pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) 2019 tingkat SMA yang akan berlangsung secara serentak, mulai Senin, 1 sd.8 April 2019, ada beberapa sekolah mengancam siswa tidak boleh ikut UNBK karena belum bayar kewajiban iuran sekolah. Hal ini tentunya akan mengganggu konsentrasi siswa yang akan melaksanakan UNBK.
Ketua Komisi V DPRD Jabar, H. Syamsul Bachri, SH. MBA secara tegas mengatakan tindakan pelarangan pihak sekolah terhadap siswa/peserta didik yang belum bayar kewajiban iuran uang sekolah, tidak bisa mengikuti UNBK merupakan sikap yang sangat tidak mendidik, karena dapat mengganggu konsentrasi siswa SMA kelas XII yang akan melaksanakan UNBK.
“Untuk itu, saya atas nama Pimpinan Komisi V DPRD Jabar minta kepada Kepala Dinas Pendidikan Jabar, Dewi Sartika untuk mengeluarkan instruksi kepada seluruh kepala sekolah SMA Negeri maupun Swasta di Jabar agar tidak melakukan pelarangan apalagi sampai pengancaman terhadap siswa yang akan mengikuti UNBK,” tegas Ketua Komisi V DPRD Jabar, H. Syamsul Bachri saat dihubungi wartawan terkait adanya laporan dari masyarakat/orang tua siswa yang merasa diancam pihak sekolah, anaknya tidak bisa ikut UNBK gara-gara belum membayar iuran kewajiban sekolahnya kemarin.
Dikatakan, persoalan siswa belum bayar iuran sekolah itu hal teknis administrasi sebaiknya dibicarakan setelah pelaksanaan UNBK. Hal ini penting agar, konsentrasi siswa SMA kelas XII tidak terganggu dan fokus mengerjakan dan menjawab soal-soal yang diberikan dalam ujian.
“Komsi V tidak ingin mendengar dan menerima laporan dari masyarakat atau para orangtua siswa SMA kelas XII yang anaknya tidak bisa ikut UNBK gara-gara belum bayar iuran kewajiban sekolah,” tegasnya. (AS)