BANDUNG, KJ – Pimpinan DPRD Provinsi Jawa Barat (Jabar) Irfan Suryanagara mewanti-wanti, perencanaan pembangunan daerah harus memperhatikan skala priotas.
Saat ini, percepatan di sektor pendidikan, dan kesehatan jauh lebih penting. Infrastruktur pendidikan dan kesehatan di Jabar masih mengalami kekurangan dan mengharuskan masyarakat menyeberang ke daerah lain untuk mengakses fasilitas tersebut.
“Saya ingin menitipkan pembangunan Cirebon dan Tasik itu harus demikian menarik, supaya masyarakat di wilayah itu tidak perlu ke luar daerah untuk mengakses fasilitas pendidikan dan kesehatan. Maka di Cirebon dan Tasikmalaya harus ada universitas dan rumah sakit yang bagus, pelayanan kepada masyarakat yang baik,” jelas Irfan saat pembukaan pra-Musrenbang Kewilayahan Provinsi Jabar di Braga Ballroom Hotel Crowne Plaza, Kota Bandung, Senin (18/3).
Selain di kedua kota tersebut, juga terjadi di Kota Depok. Irfan menyatakan, Kota Depok hanya terdapat 14 Sekolah Menengah Atas (SMA), jumlah belum sesuai dengan kebutuhan.
“Di Depok SMA hanya ada 14, seharusnya ada 25. Ini harus menjadi pemikiran kepala dinas pendidikan. Jangan hanya alokasi anggaran digunakan untuk alat peraga, edubox, harusnya sekolah dulu dibuat. Karena SMA kewenangannya ada di Pemerintah Provinsi,” katanya.
Akibat kurangnya jumlah sekolah mengah atas hal tersebut memaksa masyarakat Depok menyekolahkan anaknya ke Jakarta.
“Akibat kekurangan ini, kasihan anak-anak di Depok harus menyeberang ke Jakarta. Saya harapkan, pertama akses pendidikan yaitu SMA di Kota Depok harus segera diwujudkan selayak- layaknya,” tambah Irfan.
Selain itu Irfan pun mendorong, Pemprov Jabar untuk memperhatikan kondisi tugu batas. Karena keberadaannya kini berdampak pada kesadaran masyarakat akan nilai-nilai kejawabaratan.
“Kami kemarin sudah melakukan agenda reses masyarakat ada yang tidak tahu, bahwa daerahnya termasuk daerah Jabar. Mereka sangka (daerahnya) adalah Jakarta Timur. Padahal Depok, Bekasi, Bogor adalah penghasil PAD terbesar di Jabar,” katanya.
Pembangunan tugu batas sudah direncanakan sejak dulu. Ini bertujuan untuk melahirkan rasa dan nilai-nilai kejawabaratan kepada masyarakat.
“Kita sudah buat dibeberapa tempat sehingga orang tahu untuk melihat Jawa Barat. Sehingga timbul rasa kejawabaratannya,” pungkasnya. (AS)