BANDUNG, KJ – Konferensi Cabang (Konfercab) XVIII Nahdlatul Ulama (NU) Kota Bandung secara resmi dibuka langsung oleh Ketua Pimpinan Wilayah Nahdatul Ulama (PWNU) Jawa Barat, KH. Hasan Nuri Hidayatullah atau biasa disapa Gus Hasan dan berjalan cukup tertib dan khidmat.
Pada kesempatan itu tampak hadir para sesepuh dan tokoh-tokoh ulama NU selain juga dihadiri pula Pjs. Wali Kota Bandung, Dr. H.M Solihin, M.Si di Pondok Pesantren Nurul Iman, Cibaduyut, Kota Bandung, Jumat (25/2/2018).
Dalam pesan yang disampaikannya, Gus Hasan menghimbau agar seluruh peserta Konfercab PCNU Kota Bandung untuk senantiasa menjaga tradisi-tradisi NU yang telah diwariskan para sesepuh NU terdahulu. Serta dirinya berharap Konfercab NU Kota Bandung dapat melahirkan pemimpin-pemimpin organisasi yang bisa membawa perubahan yang lebih baik untuk Nahdatul Ulama di Kota Bandung.
“Mudah-mudahan konfercab ini bisa melahirkan pemimpin yang membawa kemandirian kepada organisasi,” pungkas Gus Hasan.
Menanggapi konfercab NU, Calon Walikota Bandung, Yossi Irianto mengemukakan sebagai salah satu Organisasi Massa (Ormas) Islam terbesar, Nahdlatul Ulama (NU) telah mengambil banyak peranan dalam berbagai sektor pembangunan termasuk membangun serta menghasilkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas dan berdaya saing dengan karakter pendidikan berbasis pesantren.
NU sebagai salah satu organisasi yang berperan besar dalam pembangunan di negeri ini memiliki kemampuan yang luar biasa dalam melancarkan visinya membangun umat. Dengan sumber daya tersebut, diyakini NU bisa menjadi garda depan dalam membangun benteng kekokohan bangsa.
“Saya memandang dalam sebuah ormas menggelar konferensi atau musyawarah cabang adalah hal dan ciri sebuah organisasi yang dinamis, sehat, dan memiliki kekuatan untuk membawa perubahan. Dan saya mengucapkan selamat atas digelarnya Konferensi Cabang XVIII Nahdlatul Ulama (NU) Kota Bandung dengan harapan NU terus menebarkan kebaikan dan pemahaman tentang persatuan bangsa,” ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon kemarin.
Selain itu ia juga berharap agar NU tetap berpegang teguh pada visi besar yang telah dijalankannya bertahun-tahun. Para penerus NU yang hari ini menjabat di Pengurus Cabang NU, khususnya di Kota Bandung, bisa meneruskan langkah-langkah para pendahulu untuk mewujudkan visi tersebut.
Ditambahkan Yossi, sebagai ormas islam, NU memiliki sejarah, tidak hanya sebagai organisasi keagamaan tetapi juga sebagai gerakan untuk membangun peradaban bangsa. NU pun dinilainya telah membangun karakter bangsa melalui pendidikan karakter berbasis keagamaan.
“Di masjid-masjid dan pesantren, NU terus menebarkan kebaikan dan pemahaman tentang persatuan bangsa. Maka kita harus betul-betul berterima kasih pada NU. Sebab Pesantren ini penting sebagai basis pendidikan karakter yang mampu menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing,” bebernya.
Bukan hanya itu, menurutnya saat ini pesantren tidak hanya mengajarkan ilmu agama tetapi juga ilmu-ilmu tentang kehidupan. Di pesantren, kewirausahaan, pertanian, dan ilmu-ilmu pengembangan diri lainnya terus diajarkan.
Untuk itu, dirinya sangat merepons positif dan setuju bila pesantren NU juga mulai membahas isu-isu ekonomi, sosial, budaya, atau bahkan politik. Dengan begitu, kelak para santri bisa menjadi agen perubahan yang berkiprah dalam berbagai bidang untuk kebaikan dan kesejahteraan masyarakat.
“Sehingga lulusannya dinilai matang secara akademis, berahlak baik, dan mampu beradaptasi dengan dinamika kehidupan. Karena saya percaya, visi NU adalah untuk kebaikan bangsa Indonesia seluruhnya,” tandasnya. (/AS)