KAB. BANDUNG, KJ – Sebagai upaya mensterilkan Sungai Citarum dari sampah dan limbah serta menggelorakan program Citarum Harum, saat ini Kodam III/Siliwangi telah menerjunkan setidaknya 20 perwira TNI yang tugaskan di 13 sektor untuk melakukan pengerukan sampah dan pananaman 40.000 – 60.000 ribu pohon Vetivera. Penugasan tersebut sebagai langkah riil untuk melakukan pengerukan sampah di bantaran sungai Citarum dengan luas area sepanjang 269 KM.
“Kodam III/Siliwangi beserta Pemerintah Kabupaten Bandung serta dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi Jawa barat secara tegas berkomitmen melestarikan ekosistem sungai Citarum kembali kepada fungsinya semula. Saya sendiri dalam upaya revitalisasi sungai Citarum telah menerjunkan personil TNI,” jelas Panglima Kodam III Siliwangi Mayjen, Doni Monardo dalam arahannya pada acara Karya bakti Situ Cisanti dalam upaya revitalisasi sungai Citarum yang berlangsung di Lapangan Desa Cisanti, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Minggu (03/12/2017) .
Situ Cisanti yang terletak di Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung dinilai Pangdam merupakan titik nol sungai Citarum, sehingga awal dari kegiatan pelestarian sungai harus dari hulu dan selanjutnya ke hilir. Untuk itu, Ia mengingatkan agar semua secara bersama-sama untuk fokus menyelamatkan ekosistem sungai Citarum.
“Mengeringnya mata air Situ Cisanti yang merupakan Hulu dari Sungai Citarum, banyaknya sampah dari permukaan hingga endapan, dan alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian merupakan masalah penting yang perlu ditangani dengan serius. Dan penanganan ini tidaklah mudah serta dibutuhkan satu komando,” tegas Pangdam.
Air merupakan sumber kehidupan utama masyarakat, hingga kini Sungai Citarum telah menutupi kebutuhan 80 persen warga Jakarta akan air bersih. Namun ekosistem sungai Citarum sudah sangat darurat, saat ini sudah tidak ada ikan yang hidup di sungai tersebut, ditambah lagi mengeringnya mata air Situ Cisanti.
“Bicara tentang pohon bukan lagi bicara tentang tanaman namun bicara tentang Ketahanan Bangsa. Bicara tentang air bukan hanya bicara tentang sungai tapi bicara tentang peradaban, karena ketika masyarakat sudah tidak bisa lagi menghargai tanaman dan air maka sebagai bangsa fungsi kita tidak akan dihargai,” terangnya.
Rusaknya ekosistem tentunya mengakibatkan dampak yang sangat serius bagi kehidupan orang banyak. Banjir, longsor dan banyaknya ikan yang mati merupakan dampak serius yang wajib diselesaikan. Bahkan, lanjutnya, menurut informasi dari Badan Penelitian Lingkungan Hidup, bahwa sungai Citarum telah tercemar. Bahaya bakteri Ecoli dan Bahan-bahan berbahaya telah ditemukan, limbah pabrik yang mengalir ke Sungai Citarum sangat perlu diantisipasi.
“Kami fokus untuk mengembalikan Ekosistem Citarum, agar Sungai Citarum Harum dapat terwujud. Sedangkan Kapolda nantinya menindak dan menegakan hukum bagi elemen-elemen yang mencoba mencemarkan kembali sungai tersebut. Ke depan ini akan ditangani oleh Menko Kemaritiman, dan komandonya tentu dipegang oleh Bapak Gubernur Jawa Barat,” paparnya.
Menyoal mata pencarian warga sekitar, Pangdam memandang perlu adanya solusi yang diharapkan dapat mengalihkan mata pencaharian warga dari pertanian menjadi peternakan. Adapun sosialisasi yang dilakukan, personil TNI akan disebar guna menginformasikan kepada masyarakat tentang penyelamatan ekosistem hutan.
“Sangat tepat bila TNI Siliwangi dilibatkan dalam penanganan persoalan ini, sebab TNI Siliwangi banyak teruji di lapangan dalam berinteraksi dengan masyarakat. Dan tentunya penanganan ini dibutuhkan sosialisasi dengan hati bukan dengan cara kekerasan dan paksaan,” pungkas Pangdam. (Zo)